Perkenalkan, namaku Mia, karyawati sebuah Bak Swasta terkenal, yang
semenjak beberapa lama aku mengalami frigiditas dalam persetubuhan,
terutama sejak melahirkan anak pertamaku. Atas anjuran suamiku, aku
dibawa suamiku ke dukun sex (suamiku menyebutnya dukun cabul) Ki Alugoro
yang bermukim di desa kecil diluar Jakarta untuk menyembuhkan
frigiditasku.
Sejak itu, setelah sembuh, gairahku untuk bersetubuh malah jadi menggebu
gebu, mungkin karena dalam rangka penyembuhan tersebut aku harus mau
menuruti semua persyaratan yang diajukan oleh Ki Alugoro, antara lain
diurut dengan semacam obat dalam keadaan telanjang bulat dan disetubuhi
olehnya (waktu itu disetujui dan malah disaksikan oleh suamiku). Akupun
setuju asal aku dapat sembuh dari frigiditasku. Dan mungkin karena
kontol Ki Alugoro memang benar benar besar, lagi pula dia pandai sekali
mencumbu den membangkitkan gairahku, ditambah dengan ramuan ramuan yang
diberikan olehnya, maka sekarang aku benar benar sembuh dari
frigiditasku, dan menjadi wanita dengan gairah sex yang lumayan tinggi.
Hanya saja, karena ukuran kontol suamiku jauh lebih kecil dari kontol Ki
Alugoro, maka dengan sendirinya suamiku tidak pernah bisa memuaskanku
dalam bersetubuh. Apakah aku harus datang lagi ke tempat Ki Alugoro
dengan pura pura belum sembuh ? (padahal supaya aku disetubuhi lagi
olehnya). Mula mula terbersit pikiran untuk berbuat begitu, tapi pikir
pikir lagi kok gengsi juga ya ? Mosok seorang isteri baik baik datang ke
laki laki lain supaya disetubuhi walaupun kalau mengingat kontol Ki
Alugoro yang luar biasa besar itu aku sering tidak bisa tidur dan
gairahku uuntuk bersetubuh memuncak habis.
Sering sering aku harus memuaskan diri dengan dildo yang kubeli tempo
hari didepan suamiku sehabis kami bersetubuh karena suamiku tidak bisa
memuaskan diriku. Malah sering suamiku sendiri yang merojok rojokkan
dildo itu kedalam tempikku.
Untunglah, entah karena mengerti penderitaanku atau tidak, ternyata
suamiku mempunyai angan angan untuk melakukan persetubuhan three in one
atau melihat aku disetubuhi oleh laki-laki lain, terutama setelah dia
melihat aku disetubuhi Ki Alugoro tempo hari. Pantesan sejak itu,
sebelum bercinta, dia selalu mengawalinya dengan angan angannya. Angan
angan yang paling merangsang bagi suamiku, adalah membayangkan aku
bersetubuh dengan laki-laki lain dengan kehadiran suamiku, seperti
dengan Ki Alugoro tempo hari. Setelah beberapa lama dia menceritakan
angan angannya tersebut, suatu hari dia bertanya bahwa apakah aku mau
merealisasikan angan angan tersebut. Pada awalnya aku pura pura mengira
dia cuma bercanda. Namun dia semakin mendesakku untuk melakukan itu,
aku bertanya apakah dia serius. Dia jawab, “Ya aku serius!” Kemudian dia
berkata, bahwa motivasi utamanya adalah untuk membuatku bahagia dan
mencapai kepuasan setinggi-tingginya. Karena dengan melihat wajahku
ketika mencapai orgasme dengan Ki Alugoro tempo hari, selain sangat
merangsang juga memberikan kepuasan tersendiri bagi dirinya (rupanya,
waktu melihat tempikku dianceli kontol gede Ki Alugoro, diam diam dia
mengocok ngocok kontolnya sendiri sampai orgasme.)
Tentu saja hal itu sebetulnya sangat aku harapkan. Inilah yang namanya
dildo dicinta, kontol tiba. Secara terus terang, seperti aku tuturkan
diatas, aku tidak pernah merasa puas dengan kontol suamiku yang kecil,
terutama setelah tempikku dianceli oleh kontol Ki Alugoro yang luar
biasa itu. Wah, para pembaca, rasanya sampai tidak bisa aku katakan.
Pokoknya, mak nyuuss gitu loh. Kuakui selama ini aku juga sering
mengalami gejolak birahi yang tiba-tiba muncul, apalagi di pagi hari
apabila malamnya kami melakukan persetubuhan karena suamiku tidak dapat
melakukannya secara sempurna dan aku tidak sampai orgasme
Rupanya angan angan seksual suamiku tersebut bukan hanya merupakan
sekadar angan angan saja akan tetapi dia sangat bersikeras untuk dapat
mewujudkannya menjadi suatu kenyataan dan suamiku terus membujukku agar
aku mau membantunya dalam melaksanakan angan angannya (padahal
sebenarnya aku sudah sangat mengharapkan, kapan rencana itu diwujudkan
?). Tetapi untuk meyakinkan keseriusannya aku pura pura terpaksa
mengalah dan berjanji akan membantunya sepanjang aku dapat melakukannya
dan kutanyakan apakah dia tidak cemburu melihat istrinya ditelanjangi
dan tempiknya dianceli dengan kontol orang lain ? Dia bilang samasekali
tidak. “Karena aku hanya ingin melihat kau bahagia dan terpuaskan dalam
persetubuhan” jawabnya mantab. “Tentu saja aku akan mencarikan kau
temanku yang mempunyai kontol besar dan keras. Setidak tidaknya sama
dengan kontol Ki Alugoro tempo hari” janjinya lebih lanjut. Sejak itu
dia rajin menawarkan nama nama temannya untuk mensetubuhiku. “Terserah
kau lah” jawabku “Kan kau yang punya rencana aku disetubuhi temanmu”.
Akhirnya disuatu hari suamiku berbisik padaku “Aku telah mengundang Edo
untuk menginap di sini malam ini” Hatiku berdebar keras mendengar
kata-kata suamiku itu, karena Edo teman suamiku itu adalah salah seorang
idola di sekolahku dulu dan dia adalah cowok yang menjadi rebutan cewek
cewek dan sangat kudambakan jadi pacarku semasa SMA. Suamikupun kenal
baik dengan dia karena kami memang berasal dari satu kota kabupaten yang
tidak seberapa besar. Terus terang kuakui bahwa penampilan Edo sangat
oke. Bentuk tubuhnya pun lebih tinggi, lebih kekar dan lebih atletis
dari tubuh suamiku karena dia dulu jago basket dan olah raga yudo.
Walaupun Edo adalah cowok yang kudambakan semasa SMA dulu, tetapi kami
belum pernah berpacaran karena dia memang agak acuh terhadap cewek dan
disamping itu, banyak sainganku cewek cewek yang mengejar ngejar dia.
Apalagi waktu itu sudah menjelang EBTANAS (sekarang UAN), dan setelah
itu dia sibuk dengan persiapan masuk universitas. (Waktu itu aku kelas
1, sedang dia kelas 3 SMA)
Ketika Edo datang, aku sedang mematut matut diri dan memilih gaun yang
seksi dengan belahan dada yang cukup rendah agar aku terlihat menarik.
Dari cermin rias di kamar tidurku, kuamati gaun yang kukenakan terlihat
sangat ketat melekat pada tubuhku sehingga lekukan lekukan tubuhku
terlihat dengan jelas. Susuku kelihatan sangat menonjol membentuk dua
buah bukit daging yang indah. Tubuhku memang ramping dan berisi. Susuku
yang subur juga kelihatan sangat kenyal. Demikian pula pantatku yang
cenderung nonggeng itu menonjol seakan menantang laki laki yang
melihatnya. Dengan perutku yang masih cukup rata dengan kulitku yang
puber (putih bersih) membuat tubuhku menjadi sangat sempurna. Apalagi
wajahku memang tergolong cantik. Dan terus terang, dari dulu aku memang
bangga dengan tubuh dan wajahku. Tiba tiba aku baru tersadar, pantas
saja suamiku mempunyai angan angan untuk melihat aku disetubuhi oleh
laki laki lain. Ingin membandingkan dengan film BF yang sering kami
lihat kali.
Setelah mematut matut diri, aku keluar untuk menyediakan makan malam.
Setelah makan malam, Edo dan suamiku duduk mengobrol di teras belakang
rumah dengan santai sambil menghabiskan beberapa kaleng bir yang
dicampur dengan sedikit minuman keras pemberian teman suamiku yang baru
pulang dari luar negeri.
Tidak berapa lama aku pun ikut duduk minum bersama mereka. Malam itu
hanya kami berdua ditambah Edo saja di rumah. Pembantuku yang biasa
menginap, tadi siang telah kuberikan istirahat untuk pulang ke rumahnya
selama beberapa hari, sedang anakku satu satunya tadi siang dijemput
mertuaku untuk menginap dirumahnya. Ketika hari telah makin malam dan
udara mulai terasa dingin, tiba-tiba suamiku berbisik kepadaku. “Aku
telah bicara dengan Edo mengenai rencana kita. Dia setuju malam ini
menginap di sini. Tapi walaupun demikian kalau kamu kurang cocok dengan
pilihanku ini, kamu tidak usah takut berterus terang padaku !” bisik
suamiku selanjutnya. “Tapi kujamin kontolnya memang gede, aku beberapa
kali melihatnya waktu kencing di kantor. Tapi soal kekerasannya, kamu
sendiri yang dapat membuktikannya nanti” lanjutnya lagi.
Mendengar bisikan suamiku itu, diam diam hatiku gemetar sambil bersorak
gembira, tetapi aku pura pura diam saja, tidak menunjukkan sikap yang
menolak atau menerima.
Dalam hati aku mau lihat bagaimana reaksinya nanti bila aku benar-benar
bersetubuh dengan laki-laki lain. Apakah dia nanti tidak akan cemburu
melihat istrinya disetubuhi lelaki lain secara sadar dan seluruh bagian
tubuh istrinya yang sangat rahasia dilihat dan dinikmati oleh laki-laki
lain yang sudah amat dia kenal. {Kalau dengan Ki Alugoro kan dalam
rangka penyembuhan?}
Tidak berapa lama kemudian aku masuk ke kamar dan berganti pakaian
memakai baju tidur tipis tanpa BH, sehingga susuku, terutama pentil
susuku yang besar itu terlihat membayang di balik baju tidur . Ketika
aku keluar kamar, baik suamiku maupun Edo kelihatan terpana untuk
beberapa saat. Akan tetapi mereka segera bersikap biasa kembali dan
suamiku langsung berkata “Ayo..!” katanya dengan senyum penuh arti
kepada kami berdua dan kamipun segera masuk ke kamar tidur.
Dikamar tidur suamiku mengambil inisiatif lebih dulu dengan mulai
menyentuh dan melingkarkan tangan di dadaku dan menyentuh susuku dari
luar baju tidur. Melihat itu, Edo mulai mengelus-elus pahaku yang
terbuka, karena baju tidurku tersingkap ke atas. Dengan berpura-pura
tenang aku segera merebahkan diri tengkurap di atas tempat tidur.
Sebenarnya nafsuku sudah mulai naik karena tubuhku dijamah oleh seorang
laki-laki yang tidak lain adalah idolaku waktu di SMA dulu, apalagi aku
dalam keadaan hanya memakai sehelai baju tidur tipis tanpa BH. Akan
tetapi kupikir aku harus berpura pura tetap tenang untuk melihat
inisiatif dan aktivitas Edo dalam memancing gairah birahiku. Jago nggak
dia ya ?
Beberapa saat kemudian kurasakan bibir Edo mulai menyusur bagian yang
sensitif bagiku yaitu bagian leher dan belakang telinga. Merasakan
gesekan gesekan itu aku berpikir bahwa inilah saat untuk merealisasikan
angan angan suamiku. Seperti mengerti keinginanku, Edo mulai mengambil
alih permainan selanjutnya. Aku langsung ditelentangkan dipinggir
ranjang, kemudian tangannya yang kiri mulai memegang sambil memijit
mijit susuku yang sebelah kanan, sedangkan tangannya yang kanan
mengelus-elus dan memijit mijit bibir tempikku yang masih dibalut celana
dalam, sambil mulutnya melumat bibirku dengan gemas. Tangan Edo yang
berada di susuku mulai memelintir dengan halus ujung pentilku yang besar
dan mulai mengeras.
Masih dalam posisi terlentang, kurasakan jemari Edo. terus meremas-remas
susuku dan memilin-milin pentilnya. Saat itu sebenarnya nafsuku belum
begitu meninggi, tetapi rupanya Edo termasuk jagoan juga karena terbukti
dalam waktu mungkin kurang dari 5 menit aku mulai mengeluarkan suara
mendesis yang tak bisa kutahan. Kulihat dia tersenyum. dan menghentikan
aktivitasnya. Kini Edo mulai membuka baju tidurku dan beberapa saat
kemudian aku merasakan tarikan lembut di pahaku. Lalu aku merasakan
hembusan lembut hawa dingin AC di tempikku yang berarti celana dalamku
telah dilepas oleh Edo. Kini Edo telah menelanjangi diriku sampai aku
benar-benar dalam keadaan telanjang bulat tanpa ada sehelai benangpun
yang menutupi tubuhku.
Aku hanya bisa pasrah saja merasakan gejolak birahi dalam diriku ketika
tubuhku ditelanjangi laki laki idolaku di hadapan suamiku sendiri.
Kelirik Edo penuh nafsu menatap tubuhku yang telah telanjang bulat
sepuas-puasnya. Aku benar-benar tidak dapat melukiskan betapa perasaanku
saat itu. Aku ditelanjangi oleh laki laki idolaku dan yang sebenarnya
aku harapkan kehadirannya. Belum pernah aku bertelanjang bulat di
hadapan laki-laki lain {kecuali dengan Ki Alugoro dalam keadaan setengah
sadar dalam rangka penyembuhan tempo hari}apalagi dalam situasi seperti
sekarang ini. Aku merasa sudah tidak ada lagi rahasia tubuhku yang
tidak diketahui Edo. Maka, secara reflek dalam keadaan terangsang, aku
mengusap-usap kontol Edo yang telah tegang dari luar celananya. Ini
kelihatan karena bagian bawah celana Edo mulai menggembung besar. Aku
mengira-ngira seberapa besar kontol Edo ini. Kemudian aku mengarahkan
tanganku ke arah resluiting celananya yang telah terbuka dan menyusupkan
tanganku memegang kontol Edo yang ternyata memang telah ngaceng itu.
Aku langsung tercekat ketika terpegang kontol Edo yang seperti kata
suamiku ternyata memang besar.
Kulirik suamiku sedang membuka retsluiting celananya dan mulai mengelus
elus kontolnya sendiri. Dia kelihatan benar-benar sangat menikmati
adegan ini. Tanpa berkedip dia menyaksikan tubuh istrinya digauli dan
digerayangi oleh laki-laki lain. Sebagai seorang wanita dengan nafsu
birahi yang lumayan tinggi, keadaan ini mau tidak mau akhirnya membuatku
terbenam juga dalam suatu arus birahi yang hebat. Jilatan-jilatan Edo
pada bagian tubuhku yang sensitif membuatku bergelinjang dengan dahsyat
menahan arus birahi yang mulai menjalari diriku dan tempikku. Setelah
beberapa saat aku memegang sambil mengelus elus kontol Edo, tiba tiba
Edo berdiri dan membuka celananya sehingga kontolnya tiba-tiba melonjak
keluar, seakan-akan baru bebas dari kungkungan dan sekarang aku bisa
melihatnya dengan jelas.
Setelah membuka seluruh pakaianya, kini Edo benar benar bertelanjang
bulat. Sehingga aku dapat melihat dengan jelas ukuran kontol Edo dalam
keadaan ngaceng, yang ternyata memang jauh lebih besar dan lebih panjang
dari ukuran kontol suamiku. Bentuknya pun agak berlainan. Kontol Edo
ini mencuat lurus kedepan agak mendongak keatas, sedang kontol suamiku
jauh lebih kecil , agak tunduk kebawah dan miring kekiri.
Aku betul betul terpana melihat kontol Edo yang sangat besar dan panjang
itu. Kontol yang sebesar itu memang belum pernah aku lihat (waktu
dengan Ki Alugoro aku tidak sempat memperhatikan seberapa besar
kontolnya, karena aku agak malu malu dan setengah sadar). Batang
kontolnya kurang lebih berdiameter 5 cm dikelilingi oleh urat-urat yang
melingkar dan pada ujung kepalanya yang sangat besar, panjangnya mungkin
kurang lebih 18 cm, pada bagian pangkalnya ditumbuhi dengan rambut
keriting yang lebat. Kulitnya kelihatan tebal, lalu ada urat besar
disekeliling batangnya dan terlihat seperti kabel kabel di dalam
kulitnya. Kepala batangnya tampak kenyal, penuh, dan mengkilat. Kemudian
dia menyodorkan kontolnya tersebut ke hadapan wajahku.
Aku melirik ke arah suamiku, yang ternyata tambah asik menikmati adegan
ini sambil tersenyum puas dan mengelus elus kontolnya, karena melihat
aku kelihatan bernafsu menghadapi kontol yang sebesar itu. Aku
sebenarnya sudah amat terangsang, tetapi tetapi untuk menunjukkan pada
Edo, aku agak tidak enak hati. Jaim gitu loh. Tapi tanpa kusadari, tiba
tiba aku telah duduk ditepi ranjang sambil menggenggam kontol itu yang
terasa hangat dalam telapak tanganku. Kugenggam erat erat, terasa ada
kedutan terutama di bagian uratnya. Lingkaran genggamanku hampir penuh
menggapai lingkaran batang kontolnya. Aku tidak pernah membayangkan
bahwa aku akan pernah memegang kontol sebesar ini, dari seorang
laki-laki lain secara sadar dan penuh nafsu di hadapan suamiku.
Kembali aku melirik kepada suamiku. Kulihat dia semakin bertambah asyik
menikmati adegan ini, (malah kali ini bukan hanya mengelus elus, tetapi
malah sambil mengocok kontolnya sendiri) yaitu adegan istrinya yang
penuh nafsu sedang digauli oleh laki-laki lain, yang juga merupakan
idolaku dulu. Tiba-tiba muncul nafsu hebat terhadap idolaku itu,
sehingga dengan demonstratif kudekatkan mulutku ke kontol Edo, kunjilati
seluruh permukaannya dengan lidahku kemudian kukulum dan kuhisap hisap
dengan nafsu yang membara. Aku merasa sudah kepalang basah maka aku akan
nikmati kontol itu dengan sepuas-puasnya sebagaimana kehendak suamiku.
Kuluman dan hisapanku itu membuat kontol Edo yang memang telah berukuran
besar itu menjadi bertambah besar, bertambah keras dan kepala
kontolnya jadi tambah mengkilat merah keungu unguan..
Dalam keadaan sangat bernafsu, kontol Edo yang sedang mengaceng keras
dalam mulutku itu mengeluarkan semacam aroma yang khas yang aku namakan
aroma lelaki. Aroma itu menyebabkan gairah birahiku semakin memuncak dan
lubang tempikku mulai terasa berdenyut denyut hebat hingga secara tidak
sadar membuatku bertambah gemas dan semakin menjadi-jadi menghisap
kontol itu seperti hisapan sebuah vacuum cleaner. Kuluman dan hisapanku
yang amat bernafsu itu rupanya membuat Edo tidak tahan lagi. Tiba tiba
dia mendorong tubuhku sehingga telentang di atas tempat tidur. Aku pun
kini semakin nekat dan semakin bernafsu untuk melayaninya.
Aku segera membuka kedua belah pahaku lebar-lebar. “Do,…” aku bahkan
tidak tahu memanggilnya untuk apa. Sambil berlutut mendekatkan tubuhnya
di antara pahaku, Edo berbisik, “Ssttt………….!” bisiknya sambil kedua
tangannya membuka pahaku sehingga selangkanganku terkuak. Itu berarti
bahwa sebentar lagi kontolnya akan bercumbu dengan tempikku. Benar saja,
aku merasakan ujung kontolnya yang hangat menempel tepat di permukaan
tempikku. Tidak langsung dimasukkan di lubangnya, tetapi hanya
digesek-gesekkan di seluruh permukaan bibirnya, ini membuat tempikku
tambah berdenyut denyut dan terasa sangat nikmat. Dan makin lama aku
makin merasakan rasa nikmat yang benar-benar bergerak cepat di sekujur
tubuhku dimulai dari titik gesekan di tempikku itu.
Beberapa saat Edo melakukan itu, cukup untuk membuat tanganku meraih
pinggangnya dan pahaku terangkat menjepit pinggulnya. Aku benar-benar
menanti puncak permainan ini. Edo menghentikan aktivitasnya itu dan
menempelkan kepala kontolnya tepat di antara bibir tempikku dan terasa
bagiku tepat di ambang lubang tempikku. Aku benar-benar menanti
tusukannya. “Oocchh.. Ddoo, please..”, Sebagai wanita dipuncak birahi,
aku betul betul merasa tidak sabar dalam kondisi seperti itu. Sesaat aku
lupa kalau aku sudah bersuami, yang aku lihat cuma Edo dan kontolnya
yang besar dan panjang. Ada rasa deg deg plas, ada pula rasa ingin cepat
merasakan bagaimana rasanya dicoblos kontol yang lebih besar, lebih
panjang, “Ooouugghhh . . . . . .” tak sabar benar aku menunggunya.
Tiba-tiba aku merasakan sepasang jemari membuka bibir-bibir tempikku.
Dan lebih dahsyat lagi aku merasakan ujung kontol Edo mulai mendesak di
tengah-tengah lubang tempikku.. Aku mulai gemetar hebat, karena tidak
mengira akan senikmat ini aku akan merasakan kenikmatan bersetubuh.
Apalagi dengan orang yang menjadi idolaku, yang sangat kukagumi sejak
dulu. Perlahan-lahan Edo mulai memasukkan kontolnya ke dalam tempikku.
Aku berusaha membantu dengan membuka bibir tempikku lebar-lebar.
Kelihatannya sangat sulit kontol sebesar itu masuk ke dalam lubang
tempikku yang kecil. Tangan Edo yang satu memegang pinggulku sambil
menariknya ke atas, sehingga pantatku agak terangkat dari tempat tidur,
sedangkan tangannya yang satu memegang batang kontolnya yang diarahkan
masuk ke dalam lubang tempikku.
Pada saat Edo mulai menekan kontolnya, aku mulai mendesis desis,
“Sssshhhhh……… Eddooo…….. ppelan-ppelan Ddooo …. Ssshhhh…….” desisku
gemetar. Edo lalu menghentikan aktivitasnya sebentar untuk memberiku
kesempatan untuk mengambil nafas, kemudian Edo melanjutkan kembali
usahanya untuk memasukkan kontolnya. Setelah itu kontol Edo mulai terasa
mendesak masuk dengan mantap. Sedikit demi sedikit aku merasakan
terisinya ruangan dalam lubang tempikku. Seluruh tubuhku benar-benar
merinding ketika merasakan kepala kontolnya mulai terasa menusuk mantap
didalam lubang tempikku, diikuti oleh gesekan dari urat-urat batang
kontol itu setelahnya. Aku hanya mengangkang merasakan desakan pinggul
Edo sambil membuka pahaku lebih lebar lagi.
Kini aku mulai merasakan tempikku terasa penuh terisi dan semakin penuh
seiring dengan semakin dalamnya kontol itu masuk ke dalam lubang
tempikku. Sedikit suara lenguhan kudengarkan dari Edo ketika hampir
seluruh kontolnya itu amblas masuk. Aku sendiri tidak mengira kontol
sebesar dan sepanjang tadi bisa masuk kedalam lubang tempikku yang
kecil. Walaupun belum seluruh kontol Edo masuk kedalam tempikku, rasanya
seperti ada yang mengganjal dan untuk menggerakkan kaki saja rasanya
agak aneh. Tetapi sedikit demi sedikit aku mulai bisa menyesuaikan diri
dan menikmati rasa yang nyaman dan nikmat.
Ketika hampir seluruh batang kontol Edo telah amblas masuk ke dalam
lubang tempikku. tanpa sengaja aku terkejang sehingga berakibat bagian
dinding dalam tempikku seperti meremas batang kontol Edo. Aku agak
terlonjak sejenak ketika merasakan kontol Edo seperti berkerojot di
dalam lubang tempikku akibat remasan tersebut. Aku terlonjak bukan
karena kontol itu merupakan kontol dari seorang laki-laki lain yang
pertama yang kurasakan memasuki tubuhku selain kontol suamiku dan Ki
Alugoro, akan tetapi karena aku merasakan kontol Edo memang terasa lebih
istimewa dibandingkan kontol suamiku maupun kontol Ki Alugoro, baik
dalam ukuran maupun ketegangannya (kontol Ki Alugoro tidak sekeras
kontol Edo ini, meskipun juga besar).
Selama hidupku memang aku belum pernah melakukan persetubuhan dengan
laki-laki lain selain dengan suamiku dan Ki Alugoro dan keadaan ini
memberikan pengalaman baru bagiku. Aku tidak menyangka ukuran kontol
seorang laki-laki berpengaruh besar sekali terhadap kenikmatan
bersetubuh seorang wanita. Oleh karena itu secara refleks aku mengangkat
kedua belah pahaku tinggi-tinggi dan menjepit pinggang Edo erat-erat
untuk selanjutnya aku mulai mengoyang-goyangkan pinggulku mengikuti
alunan gerakan tubuh Edo. Saat itu kakiku masih menjuntai di lantai
karpet kamar. Tanganku memegangi lengannya yang mencengkeram pinggulku.
Aku menariknya kembali ketika Edo menarik kontolnya dari tempikku. Tapi
dan belum sampai tiga perempat kontolnya berada diluar tempikku, tiba
tiba dia menghunjamkannya lagi dengan kuat. Aku nyaris menjerit menahan
lonjakan rasa nikmat yang disiramkan kepadaku secara tiba-tiba itu.
Begitulah beberapa kali Edo melakukan hujaman-hujaman ke dalam lubang
tempikku tersebut. Setiap kali hujaman seperti menyiramkan rasa nikmat
yang amat sangat ke tubuhku. Aku begitu terangsang dan semakin
terangsang seiring dengan semakin seringnya permukaan dinding lubang
tempikku menerima gesekan-gesekan dari urat-urat kontol Edo yang seperti
kabel kabel yang menjalar-jalar itu. Biasanya suamiku kalau bersetubuh
semakin lama semakin cepat gerakannya, tetapi Edo melakukan gerakan yang
konstan seperti mengikuti alunan irama musik evergreen yang sengaja aku
setel sebelumnya.
Tapi anehnya, justru aku semakin bisa merasakan setiap milimeter
permukaan kulit kontolnya dengan rytme seperti itu. Tahap ini sepertinya
sebuah tahap untuk melakukan start menuju ke sebuah ledakan yang hebat,
aku merasakan tempikku baik bagian luar maupun dalam berdenyut denyut
hebat seiring dengan semakin membengkaknya rasa nikmat di area
selangkanganku. Tubuh kami sebentar menyatu kemudian sebentar lagi
merenggang diiringi desah nafas kami yang semakin lama semakin cepat.
Sementara itu aku pun kembali melirik ke arah suamiku. Kulihat suamiku
agak ternganga menyaksikan bagaimana diriku disetubuhi oleh Edo. Melihat
penampilan suamiku itu, timbul kembali rasa puas di hatiku, maka secara
lebih demonstratif lagi kulayani permainan Edo sehebat-hebatnya secara
aktiv bagaikan adegan dalam sebuah BF. Keadaan ini tiba-tiba menimbulkan
suatu kepuasan lain dalam diriku. Bukan saja disebabkan oleh kenikmatan
persetubuhan yang sedang kualami bersama Edo, akan tetapi aku juga
memperoleh suatu kepuasan lain karena aku telah dapat melaksanakan angan
angan suamiku. Suamiku menghendaki aku bersetubuh dengan laki-laki lain
dan malam ini akan kulaksanakan sepuas-puasnya. Tiba tiba Edo semakin
mempercepat hunjaman hunjaman kontolnya kedalam lubang tempikku. Tentu
saja ini membuat aku semakin bernafsu sampai sampai mataku terbeliak
beliak dan mulutku agak terbuka sambil kedua tanganku merangkul
pinggulnya kuat-kuat. Aku tadinya tak menyangka sedikitpun kalau kontol
Edo yang begitu besar mulai bisa dengan lancar menerobos lubang tempikku
yang sempit dan sepertinya belum siap menerima hunjaman kontol dengan
ukuran sedemikian besar itu. Terasa bibir tempikku sampai terkuak kuak
lebar dan seakan-akan tidak muat untuk menelan besar dan panjangnya
kontol Edo. .
“.. Ooukkhhss.. sshhh.. Ddoo ..! Terrruusshh.. terrusshh.. Ddoo…
mmmmhhhh…..!” rintihku merasakan kenikmatan yang semakin lama semakin
hebat ditempikku. .
“Hhhmmh.. tempikmu.. niikmaat.. sekalii.. Mmiiaaa.. uukkhh.. uukkhh..”
Edo mulai mengeluarkan kata kata vulgar yang malah menambah nafsu
birahiku mendengarnya.
Gejolak birahi Edo ternyata makin menguasai tubuhnya dan tanpa canggung
lagi ia terus menghunjam hunjamkan kontolnya mencari dan menggali
kenikmatan yang ia ingin berikan kepadaku. Untuk tambah memuaskanku (dan
dirinya juga) batang kontol Edo terus menyusupi lubang tempikku
sehingga akhirnya betul betul amblas semuanya.
“..aarrggccchhhhhh….!!” Aku melenguh panjang, kurasakan badanku
merinding hebat, wajahku panas dan mungkin berwarna merah merona. Mataku
memandang Edo dengan pandangan sayu penuh arti meminta sesuatu, yaitu
meminta diberi rasa nikmat yang sebesar besarnya.
Edo kelihatan betul betul terpana melihat wajahku yang diliputi ekspresi
sensasional itu. Kemudian Edo tambah aktiv lagi bergoyang menarik ulur
batang kontolnya yang besar itu, sehingga dinding tempikku yang sudah
dilumuri cairan itu terasa tambah banjir dan licin.Wajahku semakin lepas
mengekspresikan rasa sensasi yang luar biasa yang tidak pernah aku
perkirakan sebegitu nikmatnya. Saking begitu nikmatnya perasaan maupun
tempikku disetubuhi oleh Edo, Tanpa kusadari aku mulai berceloteh diluar
sadarku:
“..Ohhss.. sshhh.. enaakk.. sseekalii…. kkontolmu Ddoo…!!
oougghh..Terusshh .. .. teerruusshh..!!! Aku mendesah, merintih dan
mengerang sepuas puasnya. Aku sudah lupa diri bahwa yang menyetubuhiku
bukanlah suamiku sendiri. Yang ada dibenakku hanyalah letupan birahi
yang harus dituntaskan. Dengan penuh nafsu kami saling berpelukan sambil
berciuman. Nafas kami saling memburu kencang, lidah kami saling mengait
dan saling menyedot, saling bergumul. Edo mengambil inisiatif dengan
menggenjot pantatnya yang tampak naik turun semakin cepat diantara
selangkanganku yang semakin terbuka lebar, Akupun mengangkat kedua
kakiku tinggi tinggi sambil kutekuk dan kusampirkan ke pundaknya,
pantatku kuangkat untuk lebih memudahkan batang kontol Edo masuk
seluruhnya dan menggesek syaraf syaraf kenikmatan dirongga tempikku,
akibatnya Edopun semakin mudah menyodokkan kontolnya yang panjang, besar
dan keras itu keluar masuk sampai kepangkal kontolnya hingga
mengeluarkan suara bedecak-decak crot… crot… seperti suara bebek
menyosor lumpur seiring dengan keluar masuknya kontol itu didalam
tempikku . .
Edo melihat kearah selangkanganku, tempikku mencengkeram kontolnya erat
sekali, ia tersenyum puas bisa menaklukkan tempikku, yang semakin basah
membanjir penuh dengan cairan putih kental sehingga membasahi bulu-bulu
jembutku maupun jembutnya itu dan sekaligus juga batang kontolnya yang
semakin tambah mengeras.
Edo mendengus-dengus bagai harimau terluka, genjotannya makin ganas
saja. Mata Edo terlihat lapar menatap susuku yang putih montok
dikelilingi bulatan coklat muda ditengahnya dan pentilku yang besar dan
sudah begitu mengeras, maka tanpa menyia nyiakan kesempatan Edo langsung
menyedot pentil susuku yang begitu menantang, Tubuhku menggelinjang
hebat. Dan susukupun makin kubusungkan bahkan dadaku kugerakkan kekiri
dan kekanan supaya kedua pentil susuku yang makin gatal itu mendapatkan
giliran dari serbuan mulutnya. Desahan penuh birahi langsung terlontar
tak tertahankan begitu lidah Edo yang basah dan agak kasar itu menggesek
pentil susuku yang peka. Edo begitu bergairah menjilati dan menghisap
susu dan pentilku di sela-sela desah dan rintihanku yang sedang
menikmati gelombang rangsangan demi rangsangan yang semakin lama semakin
menggelora ini.
,
“..oouugghhss ..oouugghhss.. sshhhh… tteerruss Ddooo…” Aku makin meracau
tidak karuan, pikiranku sudah tidak jernih lagi, terombang ambing
didalam pusaran kenikmatan, terseret didalam pergumulan persetubuhan
dengan Edo, tubuh telanjangku serasa seenteng kapas melambung tinggi
sekali. Aku merasakan kenikmatan bagai air bah mengalir ke seluruh
tubuhku mulai dari ujung kaki sampai keubun ubun terutama sekali
disekitar tempikku. Tubuhku akhirnya mengejang sambil memeluk tubuh Edo
erat sekali sambil menjerit jerit kecil tanpa sadar “Aaaaccchhh…….
Dddooo… mmmmmhhhhhh…. konnttolmmmuuu…aakkkuu …….. kkeeelluuaaarrrr……”
Badan telanjangku terasa berputar putar merasakan semburan kenikmatan
yang dahsyat diterjang gelombang orgasme. Kontol Edo masih terus
menggenjot lubang tempikku, dan aku hanya pasrah dipelukannya
mengharapkan gelombang kenikmatan selanjutnya. Lebih dari sejam Edo
menyetubuhiku tanpa henti, Aku makin lama makin terseret didalam
kenikmatan pergumulan persetubuhan yang belum pernah kurasakan. Tubuhku
akhirnya melemas setelah aku menyemburkan lagi spermaku untuk kesekian
kalinya bersamaan dengan Edo yang juga rupanya sudah tidak tahan lagi
dan …… “Aaacchhh,,,,, oooccchhh….. Mmiiaaa ….
teemmpiikkmmuuu……nniikkkmaattttt… sseekkalliiii…. adduuhhh…… Aaakkuu ..
kkekkeeeluaarrr….” akhirnya Edopun menyemburkan spermanya di dalam
tempikku
Kemudian untuk beberapa saat Edo masih membiarkan kontolnya menancap di
dalam tempikku. Akupun tidak mencoba untuk melepas kontol itu dari
tempikku.
Setelah agak beberapa lama, Edo mengeluarkan kontolnya yang ternyata
masih berdiri dengan tegar walaupum sudah orgasme dari lubang tempikku.
Walaupun kontolnya masih sangat tegar berdiri dengan kerasnya, Edo
menghentikan persetubuhan ini karena dia meminta suamiku menggantikannya
untuk menyetubuhiku. Kini ganti dia yang akan menonton diriku
disetubuhi oleh suamiku sendiri yang ternyata entah sejak kapan dia
sudah bertelanjang bulat.
Suamiku dengan segera menggantikan Edo dan mulai menyetubuhi diriku
dengan hebat. Kurasakan nafsu birahi suamiku sedemikian menyala-nyala
sehingga sambil berteriak-teriak kecil dia menghunjamkan kontolnya (yang
kecil itu) ke dalam lubang tempikku. Akan tetapi apakah karena aku
masih terpengaruh oleh pengalaman yang barusan kudapatkan bersama Edo,
maka ketika suamiku menghunjamkan kontolnya ke dalam lubang tempikku,
kurasakan kontol suamiku itu kini terasa hambar. Kurasakan otot-otot
lubang tempikku tidak lagi sedemikian tegangnya menjepit kontol suamiku
sebagaimana ketika kontol Edo yang berukuran besar dan panjang itu
menerobos sampai ke dasar lubang tempikku. Kontol suamiku kurasakan
tidak sepenuhnya masuk ke dalam lubang tempikku dan terasa lebih lembek
bahkan dapat kukatakan tidak begitu terasa lagi dalam lubang tempikku
yang barusan diterobos oleh kontol yang begitu besar dan panjang.
Mungkin disebabkan pengaruh minuman alkohol yang terlalu banyak, atau
mungkin juga suamiku telah berada dalam keadaan yang sedemikian rupa
sangat tegangnya, sehingga hanya dalam beberapa kali saja dia
menghunjamkan kontolnya kedalam lubang tempikku dan dalam waktu kurang
dari satu menit, suamiku telah mencapai puncak ejakulasi dengan hebat.
Malahan karena kontol suamiku tidak berada dalam lubang tempikku secara
sempurna, dia telah menyemprotkan separuh spermanya agak di luar lubang
tempikku dengan berkali-kali dan sangat banyak sekali sehingga seluruh
permukaan tempik sampai ke sela paha dan jembutku basah kuyub dengan
cairan sperma suamiku. Selanjutnya suamiku langsung terjerembab tidak
bertenaga lagi terhempas kelelahan di sampingku.
Sementara itu, karena aku pasif saja waktu disetubuhi suamiku, dan
membayangkan kontol Edo yang luar biasa itu, maka aku sama sekali tidak
kelelahan, malah nafsuku kembali memuncak. Bagaikan seekor kuda betina
binal aku jadi bergelinjangan tidak karuan karena aku ingin mengalami
puncak ejakulasi lagi dengan disetubuhi oleh Edo. Tapi yang disampingku
kini suamiku, yang telah lemas dan tak berdaya sama sekali. Oleh karena
itu dengan perasaan kecewa berat aku segera bangkit dari tempat tidur
dalam keadaan tubuh yang masih bertelanjang bulat hendak menuju kamar
mandi yang memang berada didalam kamar tidur untuk membersihkan cairan
sperma suamiku yang melumuri selangkangan dan tubuhku.
Namun untunglah, seperti mengerti perasaanku, tiba-tiba Edo yang masih
dalam keadaan bertelanjang bulat dan ngaceng kontolnya itu memelukku
dari belakang sambil memagut serta menciumi leherku secara bertubi-tubi.
Selanjutnya dia membungkukkan tubuhku ke pinggir ranjang. Aku kini
berada dalam posisi menungging. Dalam posisi yang sedemikian Edo
menusukkan kontolnya kedalam tempikku dari belakang dengan garangnya.
Karena posisiku menungging, aku jadi lebih leluasa menggoyang goyangkan
pantatku, yang tentu saja tempikku juga ikut bergoyang kekiri dan
kekanan. Hal ini membuat Edo semakin bernafsu menghunjam hunjamkan
kontolnya kedalam tempikku sehingga dengan cepat tubuhku kembali seperti
melayang layang merasakan kenikmatan yang tiada tara ini. Tak berapa
lama tubuhku mengejang dan ….. “Dddooo…… oooccchhhh… aacchhh…. Ddooo
….. akk … aakkuu…. Mmaaauu….kkkeelluuuaaaarrrrrr…….” Sambil mencengkeran
pinggir ranjang, aku telah mencapai puncak ejakulasi terlebih dahulu.
Begitu aku sedang mengalami puncak ejakulasi, Edo menarik kontolnya dari
lubang tempikku, sehingga seluruh tubuhku terasa menjadi tidak karuan,
kurasakan lubang tempikku berdenyut agak aneh dalam suatu denyutan yang
sangat sukar sekali kulukiskan dan belum pernah kualami. Namun walaupun
sudah orgasme, aku masih berkeinginan sekali untuk melanjutkan
persetubuhan ini.
Dalam keadaan yang sedemikian tiba-tiba Edo yang masih bertelanjang
bulat sebagaimana juga diriku, menarikku dan mengajakku tidur bersamanya
di kamar tamu di sebelah kamarku. Inilah yang dinamakan terong dicinta
kontol tiba. Bagaikan kerbau dicocok hidung, aku mengikuti Edo ke kamar
sebelah. Kami berbaring di ranjang sambil berdekapan dalam keadaan tubuh
masing-masing masih bertelanjang bulat bagaikan sepasang pengantin baru
yang sedang berbulan madu. Kemudian Edo melepaskan pelukannya dan
menelentangkan diriku lalu dengan bernafsu menciumi susuku dan menyedot
nyedot pentilnya sehingga aku kembali merasakan suatu rangsangan birahi
yang hebat. Tidak lama kemudian tubuh kami kami pun udah bersatu kembali
dalam suatu permainan persetubuhan yang dahsyat. Kali ini rupanya Edo
ingin mengajakku bersetubuh dengan cara yang lain. Mula mula Edo
membalikkan tubuhku sehingga posisiku kini berada di atas tubuhnya.
Selanjutnya dengan spontan kuraih kontol Edo dan memandunya ke arah
lubang tempikku. Kemudian kutekan tubuhku agak kuat ke tubuh Edo dan
mulai mengayunkan tubuhku turun-naik di atas tubuhnya. Mula-mula secara
perlahan-lahan akan tetapi lama-kelamaan semakin cepat dan kuat sambil
berdesah-desah kecil… “occhhh….. oocchhh…. Acchhh… sssshhhh… “ desahku
dibuai kenikmatan. Sementara itu Edo dengan tenang telentang menikmati
seluruh permainanku sampai tiba-tiba kurasakan suatu ketegangan yang
amat dahsyat dan dia mulai mengerang-erang kecil “oocchhh… oocchhh…
Mmiiaaaa…… ttteeemmpppiikkmuuu….mmmhhhhh…..”. Akupun semakin cepat
menggerakkan tubuhku turun-naik di atas tubuh Edo dan nafasku pun
semakin memburu berpacu dengan hebat menggali seluruh kenikmatan tubuh
laki-laki yang berada di bawahku.
Tidak berapa lama kemudian aku menjadi terpekik kecil melepaskan puncak
ejakulasi dengan hebat “Ooooccchhhhh……. Mmmmhhhhhh…. Ooocccchhhh……..
Mmmmhhhhhh ……..” dan tubuhkupun langsung terkulai menelungkup di atas
tubuh Edo. Tapi ternyata Edo belum sampai pada punucaknya. Maka
tiba-tiba dia bangkit dengan suatu gerakan yang cepat. Kemudian dengan
sigap dia menelentangkan tubuhku di atas tempat tidur dan mengangkat
tinggi-tinggi kedua belah pahaku ke atas sehingga lubang tempikku yang
telah basah kuyup tersebut menjadi terlihat jelas menganga dengan lebar.
Selanjutnya Edo mengacungkan kontolnya yang masih berdiri dengan tegang
itu ke arah lubang tempikku dan menghunjamkan kembali kontolnya
tersebut ke lubang tempikku dengan garang. Aku menjadi terhentak
bergelinjang kembali ketika kontol Edo mulai menerobos dengan buasnya ke
dalam tubuhku dan membuat gerakan mundur-maju dalam lubang tempikku.
Aku pun kini semakin hebat menggoyang-goyangkan pinggulku mengikuti
alunan gerakan turun-naiknya kontol Edo yang semakin lama semakin cepat
merojok rojokkan kontol besarnya ke lubang tempikku. Aku merasakan
betapa lubang tempikku menjadi tidak terkendali berusaha menghisap dan
melahap kontol Edo yang teramat besar dan panjang itu sedalam-dalamnya
serta melumat seluruh otot-ototnya yang kekar dengan rakusnya. Selama
pertarungan itu beberapa kali aku terpekik agak keras karena kontol Edo
yang tegar dan perkasa itu menggesek bagian paling dalam tempikku
(mungkin titik itu yang dinamakan G-Spot atau titik gairah tertinggi
wanita)
Akhirnya, bersamaan dengan ejakulasiku yang entah keberapa kali aku tak
ingat lagi, kulihat Edo tiba juga pada puncaknya “Mmmiiiaaaa…..
ooocchhh…………… ooocccchhhhhh…..Mmmiiiiaaaaaaaa…………………….
ttteeemmmppikkkmmmuuu….. ooccchhhsss….. aakkkuu… kkkellluuaaarrrrrr ……”
Dengan mimik wajah yang sangat luar biasa dia menyebut nyebut namaku
sambil mengeluarkan kata kata vulgarnya lagi dan melepaskan puncak
orgasmenya secara bertubi-tubi menyemprotkan seluruh spermanya didalam
tempikku dalam waktu yang amat panjang. Sementara itu kontolnya tetap
dibenamkannya sedalam-dalamnya di lubang tempikku sehingga seluruh
cairan birahinya terhisap dalam tempikku sampai titik penghabisan.
Selanjutnya kami terhempas kelelahan ke tempat tidur dengan tubuh yang
tetap menyatu.
Selama kami tergolek, kontol Edo masih tetap terbenam dalam tempikku,
dan aku pun memang tetap berusaha menjepitnya erat-erat karena tidak
ingin segera kehilangan benda tersebut dari dalam tubuhku. Setelah
beberapa lama kami tergolek melepaskan lelah, Edo mulai bangkit dan
menciumi wajahku dengan lembut yang segera kusambut dengan mengangakan
mulutku sehingga kini kami terlibat dalam suatu adegan cium yang mesra
penuh dengan perasaan. Sementara itu tangannya dengan halus
membelai-belai rambutku sebagaimana seorang suami yang sedang
mencurahkan cinta kasihnya kepada istrinya.
Suasana romantis ini akhirnya membuat gairah kami muncul kembali.
Kulihat kontol Edo mulai kembali menegang tegak sehingga secara serta
merta Edo segera menguakkan kedua belah pahaku membukanya lebar-lebar
untuk kemudian mulai memasukkan kontolnya kedalam tempikku
kembali.Berlainan dengan suasana permulaan yang kualami tadi, dimana
kami melakukan persetubuhan dalam suatu pertarungan yang dahsyat dan
liar. Kali ini kami bersetubuh dalam suatu gerakan yang santai dalam
suasana yang romantis dan penuh perasaan. Kami menikmati sepenuhnya
sentuhan-sentuhan tubuh telanjang masing-masing dalam suasana kelembutan
yang mesra bagaikan sepasang suami istri yang sedang melakukan
kewajibannya.
Aku pun dengan penuh perasaan dan dengan segala kepasrahan melayani Edo
sebagaimana aku melayani suamiku selama ini. Keadaan ini berlangsung
sangat lama sekali dan kubisikkan padanya bahwa ada bagian tertentu
didalam tempikku yang kalau tersentuh kontolnya, dapat menghasilkan rasa
nikmat yang amat sangat. Edopun kelihatannya mengerti dan berusaha
menyentuh bagian itu dengan kontolnya. Keadaan ini berakhir dengan
tibanya kembali puncak ejakulasi kami secara bersamaan. Inilah yang
belum pernah kualami, bahkan kuimpikanpun belum pernah. Mengalami
ejakulasi secara bersama sama dengan pasangan bersetubuh ! Rasanya, para
pembaca, tak bisa kulukiskan dengan kata kata. Pokoknya
mmmmuuuuaaaahhh. Mak nyuuuussss… gitu loh. Kami kini benar-benar
kelelahan dan langsung tergolek di tempat tidur untuk kemudian terlelap
dengan nyenyak dalam suatu kepuasan yang dalam.
Semenjak pengalaman kami malam itu, aku selalu terbayang bayang
kehebatan Edo. Tetapi suamiku malah tidak pernah membicarakan lagi soal
angan angan seksualnya dan tidak pernah menyinggung lagi soal itu.
Padahal aku malah ingin mengulanginya lagi. Karena apa yang kurasakan
bersama suamiku sama sekali tidak sehebat sebagaimana yang kualami
bersama Edo. Kuakui malam itu Edo memang hebat. Walaupun telah beberapa
waktu berlalu namun bayangan kejadian malam itu tidak pernah berlalu
dalam benakku. Malam itu aku telah merasakan suatu kepuasan persetubuhan
yang luar biasa hebatnya yang belum pernah aku alami selama ini. Bahkan
dengan Ki Alugoropun tidak sehebat ini, karena dengan Edo aku merasakan
orgasme berkali kali, sedang dengan Ki Alugoro Cuma sekali. Dan
walaupun telah beberapa kali menyetubuhiku, Edo masih tetap saja
kelihatan bugar. Kontolnya pun masih tetap ngaceng dan berfungsi dengan
baik melakukan tugasnya keluar-masuk lubang tempikku dengan tegar hingga
membuatku menjadi agak kewalahan. Aku telah terkapar lunglai dengan
tidak putus-putusnya mengerang kecil karena terus-menerus mengalami
puncak orgasme dengan berkali-kali namun kontol Edo masih tetap ngaceng
bertahan. Inilah yang membuatku terkagum kagum. Terus terang kuakui
bahwa selama melakukan persetubuhan dengan suamiku, aku tidak pernah
mengalami puncak orgasme sama sekali. Apalagi dalam waktu yang
berkali-kali dan secara bertubi-tubi seperti malam itu. Sehingga,
karena desakan birahi yang selalu datang tiap hari,dengan diam diam aku
masih menjalin hubungan dengan Edo tanpa sepengetahuan suamiku.
Awalnya di suatu pagi Edo berkunjung ke rumahku pada saat suamiku sudah
berangkat ke tempat tugasnya. Secara terus terang saat itu dia minta
kepadaku untuk mau disetubuhi. Mulanya aku pura pura ragu memenuhi
permintaannya itu. Akan tetapi karena aku memang mengharapkan, akhirnya
aku menyetujui permintaan tersebut. Apalagi kebetulan anakku juga lagi
kesekolah diantar pembantuku. Sehingga kubiarkan saja dia menyetubuhiku
dirumahku sendiri. Hubungan sembunyi sembunyi (back street) itu rupanya
membawa diriku ke dalam suatu alam kenikmatan lain tersendiri.
Misalnya ketika kami bersetubuh secara terburu-buru di ruang tamu yang
terbuka, kurasakan suatu sensasi kenikmatan yang hebat dan sangat
menegangkan. Keadaan ini membawa hubunganku dan Edo semakin berlanjut.
Demikianlah sehingga akhirnya aku dan Edo sering melakukan persetubuhan
tanpa diketahui oleh suamiku. Pernah kami melakukan persetubuhan yang
liar di luar rumah, yaitu ditaman dibelakang rumah, sambil menatap awan
awan yang berarak, ternyata menimbulkan sensasi tersendiri dan
kenikmatan yang ambooii. (mestinya pemerintah memperbolehkan rakyatnya
melakukan persetubuhan ditempat terbuka, asal tidak terdapat unsur
paksaan !). Aku berpikir, kalau melakukan persetubuhan ditempat terbuka
dengan disaksikan oleh orang lain, pasti lebih nikmat lagi deh ! ( he .
he . heee… ini hanya angan anganku saja ).
Sampai disuatu hari, Edo membisikkan rencananya kepadaku bahwa ia ingin
bercinta secara three in one, tetapi bukan satu cewek dua cowok, tetapi
satu cowok dua cewek. Maksudnya dia minta aku melibatkan satu orang
temen cewekku untuk bersetubuh bersama. Mula mula aku agak kaget
dibuatnya, tetapi aku pikir pikir boleh juga ya, itung itung buat
menambah pengalaman dalam bersetubuh. Wuih, pasti lebih seru nih,
pikirku dalam hati sambil membayangkan kenikmatan di tempikku, apalagi
sambil melihat juga Edo bersetubuh dengan cewek lain. Eh, tapi … aku
cemburu nggak ya ? Tapi biarlah, ini kan suatu sensasi lain yang belum
pernah kualami. Aku malah menambahkan usul kepada Edo, bagaimana kalau
dilakukan ditaman belakang rumah, habis asik sih ! Lagi pula aku memang
punya temen (namanya Lina) yang ketika aku ceritain soal pengalamanku
dengan Ki Alugoro maupun dengan Edo, keliatannya dia bernafsu banget dan
pengin ikut ikutan menikmati, boleh secara three in one ataupun sendiri
sendiri, katanya. Soalnya kontol suaminya memang berukuran kecil dan
pendek, apalagi suaminya sekarang lagi bertugas ke luar negeri dalam
waktu yang lama, sehingga dia selalu kesepian dirumahnya yang besar itu.
Ketika hal itu aku katakan pada Edo, dia langsung setuju dan menanyakan
kapan hal itu akan dilaksanakan ? Tentu saja aku jawab secepatnya.
Keesokan harinya, sehabis berbelanja disalah satu Mall aku mampir ke
rumah Lina dan menceriterakan tentang rencanaku tersebut. Tentu saja dia
sangat setuju dan antusias sekali mendengarnya, tetapi dia mengajukan
dua syarat. Yang pertama, itu dilakukan ditaman ditepi kolam renang
dibelakang rumahnya, lalu syarat yang kedua, cerita tentang ini harus
aku ceritakan nanti saja, yaitu cerita tentang persetubuhan secara three
in one yang sangat mendebarkan itu, yaitu aku, Lina dan Edo yang tetap
perkasa melayani 2 cewek sekaligus. Jadi sabar dulu
yaaaaaaacccchhhh………………..
0 comments:
Post a Comment