23 April 2012

SPG Korea Cantik Gan ( Pict)







Mojang Bandung Mantabbb (Pict)






Bang Roma in Action : Agnes Monica (Ajibbb)

” Ga bisa ini, memalukan bangsa saja ” Resah Bang Rhoma Irama, sang raja.Yang gelisah menonton infotainment, dimana sedang mewawancarai Agnes yang berencana mengadakan konser di malaysia..” Gila ini gila…

Gumam Bang Rhoma..” Sakrie, besok hubungi manajement-nya dan suruh dia mengadap saya, ini bisa memalukan Indonesia ” Ucap Bang Rhoma menyuruh Ajudannya itu, sementara Matanya tak pernah lepas menaap setiap lekuk tubuh Agnes di layar televisi, sambil mengaruk-garuk selangkangannya..

#####

” Gila buat Apa gue kesana !! ” bentak Agnes di telepon saat Sakrie menghubungi Agnes..Perihal kemauan Bosnya bertemu dengan Agnes..Agnes pun langsung mematikan telepon itu..

” Gila ya tuch orang, mau apa sich ” pikir Agnes, sambil mengambil posisi tread mill di gym dalam rumahnya..Tak lama ponsel Agnes berbunyi, sebuah sms masuk, Agnes pun bergegas melihatnya..Langsung dari Bang Rhoma Irama..Pesannya :

Saya akan membatalkan konsermu di Malaysia ,Jangan salahkan saya , saya sudah berusaha baik-baik..

Kesal sekali Agnes dengan ancaman kosong seperti itu..Dia pun langsung mengetik sms mencaci bang Rhoma..

Heh Orang kampung, yang idolanya orang-orang kampung..Orang kampung kayak lu bisa apa sich !!

Ancaman Rhoma Irama hanya dianggap angin lalu , hingga beberapa minggu kemudian Agnes mendengar kabar bahwa konsrnya terhalang izin..Agnes pun sontak kaget mengetahuinya, dia pun segera mencari nomor Rhoma Irama di ponselnya untung belum dihapus..

Setelah memohon akhirnya Agnes dapat bertemu dengan Bang Rhoma dikantornya, dengan syarat sendiri, di hari yang ditentukan Agnes pun bergegas beranjak ke tempat yang dijanjikan..

Sekian lama menunggu namun belum juga Agnes dapat menemui Bang Rhoma, resah rasanya, sudah sekian jam dia menunggu..Hingga akhirnya diantar sekretaris Pribadi Bang Rhoma Agnes diantar ke ruang kerja Bang Rhoma

” Ya masuk ” Balas orang dibalik pintu , saat Agnes mengetuk ruang kerja yang berada,..

” Oh sudah datang , ayo duduk..” sambut Rhoma irama dari tempat duduknya..Ragu Agnes mulai melangkah masuk, dan duduk di hadapan bang Rhoma yang tampak santai duduk di bangku kerjanya..Baru saja Agnes mau mulai berbicara, Bang Rhoma langsung menjawab pertanyaan Agnes yang belum sempat terucap..

” Saya tahu maksud kedtangan sodari kesini ” kata Bang Rhoma dengan gaya sok berwibawanya..
” Kalau gitu saya minta upaya bapak tidak mempersulit saya.. ” minta Agnes cepat..
” Hmmm, ok, ok, tapi bagaimana bila orang-orang tahu sms Agnes yang menghina saya, dan penggemar-penggemar saya… ” ” Maaf pak, toh saya pun sudah menghapus sms bapak, kita anggap aja selesai..” Mohon Agnes…mengalah

” Ok, ok.. tapi bagaimana bila wartawan melihat video ini… ” Kata Bang Rhoma sambil menyalahkan televisi…

Agnes sungguh terperanjat, tak pernah diduganya akan masuk dalam perangkap ini, layar telivisi itu menampilkan adegan saat ia tak tahan lagi menahan kencing dan adegan itu merekam saat dia buang air kecil di kantor itu…

” Hancur sudah ” pikir Agnes.
” Pak saya mohon ampunin saya.. Jangan sampai ada yang tahu.. ” Mohon Agnes lirih…
” Hahaha, sekarang lu tahu kan orang kampung bisa apa ” Bentak bang Rhoma..Agnes pun hanya dapat menganguk kecil..
Bang Rhoma pun mendorong kursinya, ternyata dia sudah tak mengenakan celananya lagi, penisnya yang besar mengacung dahsyat..Agnes pun sampai terbelalak melihat penis itu…

” Ayo sini puasin gue, atau mau konser lu batal ?? ” ancam Bang RhomaAgnes menggeleng jijik, membayangkan penis yang besar dan berbulu lebat itu…
” Oh jadi lu ga sayang karier lu, mau video ini sampai ke wartawan ” Agnes langsung panik dibuatnya…Dia pun buru-buru mendekati kursi bang Rhoma..
” Iya-iya tapi tolong jangan lakuin itu ” lirih Agnes…”

Nah sekarang lu musti puasin gue ” Kata bang Rhoma sambil mengocok-ocok penisnya..
Dengan terpaksa Agnes menurunkan tubuhnya kelantai, bertumpu pada lututnya.. dan mengengam penis bang Rhoma yang telah menegang , melihat ukurannya saja sudah membuat Agnes takjub belum lagi ukurannya yang besar itu, membuat Agnes bergidik, belum pernah dan sedikit tidak percaya bagi Agnes berhadapan dengan penis sebesar itu…

Penis dalam genggaman Agnes itu mulai diciumi oleh Agnes, sebelum mulai dijilati dari pangkal sampai ke kepalanya, sesekali penis itu bergetar menikmati sapuan-sapuan lidah Agnes…

” Ayo, ayo masukin donk , masa ditoel-toel, mau semuanya cepat selesai kan ?? ” Pinta Bang Rhoma..
Dengan sedikit rasa jijik Agnes pun mulai memasukan penis itu dalm mulutnya, bau belum lagi bulunya yang merambat sampai pangkal, namun tak sampai setengah penis itu sudah mentok..
” Ayo, lagi donk… ” Suruh bang Rhoma..
” Dah mentok pak ” Ucap Agnes lirih,..
” Masih bisa Ah itu ” Lanjut Bang Rhoma sambil mendorong kepala Agnes ke penisnya lebih dalam…
” Ughhh, mmmphmm ” Agnes tersedak karena memang penis Bang Rhoma sudah tak muat lagi dalam mulutnya..
” Ups..mank dah mentok ya.. ” tawa Bang Rhoma penuh kebanggaan..Mata Agnes berkaca-kaca menahan rasa malu…
” Cup-cup , jangan nangis dech ya. Dah sepong sekarang ” Perintahnya..
Bang Rhoma

Bang Rhoma

Agnes dengan terpaksa mulai mencium dan menjilati penis Bang Rhoma perlahan sambil; sesekali mengocoknya..Penis bang Rhoma kuat dan tegak sekali, urat-urat menghiasi batangnya yang sangat hitam, sakin seringnya memangsa wanita, jelas sekali Agnes yang liar ini kalah pengalaman dibanding Bang Rhoma Mengerahkan semua kemampuanya..

Agnes mulai mengulum dan menghisap penis itu, dngan seluruh kemampuannya, terdengar desahan Bang Rhoma yang menikmati hisapan Agnes..

” Ya , ya gitu, ga percuma disekolahin mahal-mahal, pasti lu sering gini ma guru-guru lu ya ampe bisa rangking ” Ejek Bang Rhoma, tak perduli dengan ocehan bang Rhoma Agnes tampak keasikan dengan kerasnya penis Bang Rhoma, Agnes menggerakkan lidahnya memutari kepala penis Bang Rhoma, yang membuat si empunya makin keenakan..

Agnes benar-benar takjub dengan kemampuan Bang Rhoma, seolah tak percaya 15 menit telah berlalu bahkan sampai membuat Agnes berkeringat, bang Rhoma menikmat sekali Agnes yang berkeringat sampai rambut Agnes yang panjang itu basah oleh peluhnya sendiri,

Semakin Liar Agnes mengocok penis itu, berharap Bang Rhoma secepatnya menuntaskan birahinya, dan menandatangi surat izin baginya dan tidak menghalang-halangi lagi izin konsernya di Malaysia..
Bang Rhoma langsung membenamkan wajahnya dalam payudara Agnes , sambil mengigit, melumat dan menghisapi puting payudaram tak kepalang tanggung hisapannya seperti Vacum Cleaner, membuat Agnes tersentak belum lagi tangannya pun mulai mengerayangi payudara di sebelah kanan..Belum habis sampai ditu, tangan Bang Rhoma yang satunya sudah asyik menelusuri lekuk tubuh Agnes dan mencaplok bokongnya

” Wow, dikira palsu , ternyata yang selama ini bukan spons ya ,” ucap bang Rhoma, mengomentari padatnya bokong Agnes Baru sesaat, Bang Rhoma langsung membenamkan lagi wajahnya ke payudara Agnes dan kembali menyusu. Menjilati dan mengunyah seluruh permukaan payudar Agnes yang tidak besar itu sambil mengemut dan menghisap kuat-kuat, hingga meninggalkan bekas-bekas merah di payudara nya..
Tangannya yang dibawah juga tidak bisa diam, meremas-remas pantat dan paha Agnes , sambil menggerayangi vagina Agnes yang maih terbungkus celana dalam dan sesekali menusuk-nusukkan jarinya di sana..

Agnes pun tak kuasa mendesah dan memeluk bang Rhoma erat-erat, dia dapat merasakan seluruh darah dalam tubuh nya mulai beriak bergejolak karena rangsangan ini.. Tak lupa Bang Rhoma pun mencupangi leher Agnes, dengan sangat lapar belum lagi tubuhnya yang berbulu lebat bagaikan Gorila menyantap seorang wanita cantik..

Terus merambat naik hingga akhirnya mulut mereka bertemu. Mulanya Agnes berusaha menutup mulutnya kala lidah Bang Rhoma berusaha menyelip masuk dalam mulutnya, namun karena jemari bang Rhoma mulai membuka celana dalamnya, dan mengelus-elus vagina, sambil sesekali menusukan jemarinya ke dalam vaginanya yang mulai basah itu…

Membuat Agnes tak dapat mengunci mulutnya rapat lagi, saat itu masuk-lah lidah bang Rhoma dalam mulut Agnes dan langsung merambahi seluruh gua itu..

” Masukin Ah…” Kata Bang Rhoma santai, sementara Agnes gelagapan mendengarnya..

” Bang, janjinya kan ga gini ” protes Agnes..” Protes aja !!! Mau ditandatangani ga nich ! ” Ancam bang Rhoma , menunjuk surat izin konser Agnes di malaysia, membuat Agnes terdiam..

Bang Rhoma pun merebahkan tubuh mulus Agnes di ats meja kerjanya dan mencabut celana dalam Agnes yang telah setengah tersingkap…Bang Rhoma menatap vagina Agnes yang ditumbuhi bulu-bulu halus itu..

Berdecak kagum oleh bau aromanya yang harum itu..Bang Rhoma pun mengarahkan rudalnya ke vagina Agnes..Penis itu dimainkannya di mulut Vagina Agnes, membuat Agnes mendesis nikmat,..perlahan menyeruak masuk..

” Pelan pak… ” Pinta Agnes Perlahan-lahan batang penis Bang Rhoma melesak masuk makin dalam membelah bibir vagina Agnes, perih sekali terpancar dari muka Agnes yang belum pernah di sentuh penis sebesar ini..

” Hmmmm ” desah Agnes tertahan, sementara penis itu mulai masuk makin dalam, perlahan penis itu mulai menghilang masuk, namun belum sampai seperempat, penis itu sudah tertahan, Bang Rhoma mencabut penisnya dan menyodokannya lebih dalam..

” Gila Sempit amat ?? ” tanya bang Rhoma , sambil menghentakan penisnya makin dalam, tak lama

Penis Bang Rhoma menyentak Agnes kencang, kuat dan kasar sekali, wajah Agnes mulai menampakkan kenikmatan yang sesungguhnya tak diingininya, namun penis itu melesak cepat dalam lubang kemaluannya..” aaaahhh, aaa…. ” Agnes mendesah tak karuan di sela tawa Bang Rhoma yang menatap wa jah Agnes dengan penuh kepuasan, menikmat wajahnya yang merintih sakit keenakan, tak berdaya menghadapi keberkasaan birahi sang RajaMeja kerja Bang Rhoma sampai bergetar tak karuan , karena Agnes menumpuhkan beban beratnya pada meja itu, kala Bang Rhoma mengerjainya dari belakang,

Bang Rhoma benar-benar ganas, sementara Agnes makin tak berdaya di tangannya, tubuh Agnes penuh
” Ooohh..!” desah Agnes, lebih kencang dari sebelumnya sambil mencengkram tubuh Bang Rhoma. ” Sakit , sakit , sakit ?!!!” tanya Bang Rhoma setengah membentak, jelas saja diancam seperti itu, membuat Agnes terpaksa menggelengkan kepalanya, belum lagi Bang Rhuima justru sngaja menghujamkan penisnya lebih kuat… Perlahan vagina Agnes mulai terbiasa dengan ukuran Penis dalam vaginanya, perlahan sakit yang tak tertahan itu mulai memudar dan berganti dengan kenikmtan, Agnes pun sesekali menggigit bibir atau jari Bang Rhoma yang sengaja disodorkan ke mulut Agnes untuk menahan sensasi kenikmatan ini. Semakin lama semakin cepat pula Bang Rhoma memaju-mundurkan penisnya, mengenjot Agnes dengan seluruh kekuatannya..berusaha menguasai si Liar Agnes dengan seluruh kekuatannya..Tubuh Agnes terlonjak-lonjak dan menekuk tertahan menahan gempuran Bang Rhoma..Payudara Agnes yang membusung kehadapan Bang Rhoma, tak disia-siakan oleh bajingan itu dan langsung melumat payudara Agnes. Tak lama sensasi ini tak tertahan lagi oleh Agnes..Dunia seolah berputar baginya, namun mengetahui hal ini, Bang Rhoma justru menghentikan gempurannya, membuat Agnes setengah gila menerima sensasi yang tertahan ini.

Bang Rhoma menyeringai, menatap mata Agnes yang seolah bertanya, sambil menahan sensasi organsme yang telah didepan mata.. Tak berapa lama Bang Rhoma kembali mengerjai Agnes, digempurnya habis-habisan, kal Agnes kembali mendekati Organsmenya, Bang Rhoma langsung menghentikan hentakannya..Berulang-0ulang hingga beberapa saat..membuat Agnes nyaris gila berusaha mencapai puncak..Bang Rhoma tampak menikmati sekali mengerjai Agnes sedemikian rupa, Agne mulai tak tahan dan membuang semua harga dirinya..Dia pun mulai aktif mengerakan pinggulnya menghujamkan penisnya dalam-dalam ke penis Bang Rhoma..Peluh membasahai tubuh Agnes, wajahnya memancarkan birahi yang tak terbatas, sementara bang Rhoma tampak menikmati sekali pemandangan dimana justru Agnes sendiri lah yang aktif mengenjotkan tubuhnya..Disertai lolongan keras, tubuh Agnes meliung keras, menjerit menahan desah, saat berhasil mencapai organsme, dahsyat sekali, tubuh Agnes menelaah di udara beberapa saat, hingga cairan spermanya tumpah ke lantai..membasahi meja Bang Rhoma..” Bocor ya…” ejek Bang Rhoma, namun Agnes tampak cuek-cuek saja, berusaha mengambil nafas, sesaat setelah tubuhnya kembali terhempas ke meja kerja Bang Rhoma, belum habis rasanya, bang Rhoma yang tersinggung karena dicuekin Agnes langsung mengenjot Agnes lagi, hingga membuat Agnes gelagapan kali ini dia benar-benar tak berdaya, setelah dikerjai sedemikian rupa, Bang Rhoma langsung menumpahkan semua kekesalannya pada tubuh Agnes..Agnes benar-benar kagum dengan penis Bang Rhoma yang demikian perkasa dan staminanya yang dahsyat, baru kali ini Agnes tak berdaya sedemikian rupa,.. dia yang masih bertenaga melanjutkan ronde berikutnya.

Tubuh Agnes dibalikkan menelungkup diatas meja dan kakinya menjuntai menyentuh lantai, hingga pantat Agnes menunggingBang Rhoma meremas pantat Agnes,..Agnes langsung bergidik kala jemari Bang Rhoma, menyeruak dalam Anusnya..” Jangan Bang Jangan.. ” Agnes ketakuan setengah mati, membayangkan penis super bang Rhoma memerawani anusnya..” Iya – iya.. Haram itu… ” Enteng Bang Rhoma menjawabnya, namun berbeda dengan tindakannya yang langsung menekan masuk penisnya dalam anus Agnes..” Uuhh.. Acgghh..!” Rintih Agnes, saat penis super itu membelah Anusnya… Dalam posisi ini membuat sodokannya semakin keras dan dalam, hingga membudahkan bang Rhoma memasukan penisnya dalam anus Agnes..badannya tergoncang menahan gempuran Bang Rhoma, air mata pun menetes…Payudara Agnes pun tertekan dan bergesekan di meja kerja Bang Rhoma hingga meninggalkan cetakan payudaranya di kaca meja..Bang Rhoma makin asyik mengejot Agnes, apalagi menikmati orkestra desahan Agnes yang membahana mengisi ruangan itu..Mengenjotnya semakin cepat, makin cepat dengusan nafas Agnes, seolah kehabisan Oksigen justru menjadi pemandangan yang indah buat Bang Rhoma..

Beberapa menit Bung Rhoma terus menggenjot Anus Agnes dengan kecepatan tinggi.. tubuh mereka sampai mundur beberapa langkah, hingga payudara gnes yang tadi menempel di meja kini tergantung bebas diudara..Sambil melangkah Bang Rhoma terus mengerjai Agnes, hingga gadis itu merintih kesakitan ditengah kenikmatan, berusaha menahan Organsmenya..Berjalan hingga terhenti di sofa di pojok ruangan dan Agnes pun menumpukan tangannya di ujung sofa itu, sementara bang Rhoma makin asyik dan keras mengenjot Agnes, Tangannya pun mulai bermain didepan mulut vagina Agnes, sebelum akhirnya diamblaskannya masuk dalam vaginanya…” Ughhh ” lolong Agnes kala jemari bang Rhoma terdorong masuk..Sambil mengenjot Anus Agnes, Bang Rhoma pun mennyodok-nyodokan jemarinya dalam vagina Agnes, hingga membuat Agnes Meraug-raung menahan organsme, yang akhirnya bocor juga…” Hmmmm ” Tubuh Agnes mengelijang, otot-ototnya menderik, sementara Bung Rhoma langsung mencabuta penisnya dan jemarinya menyeruput cairan cinta milik Agnes Monica..”Sluurp.. Sshhrrp” Bang Rhoma menjilati kemaluan Agnes yang telah basah itu, dengan bernafsu, cairan orgasme Agnes yang banyak itu diseruputnya hingga kering, bahkan sesekali bang Rhoma malah mengorek-ngorek vagina Agnes berharap masih ada Madu yang tersisa.Agnes mendesis dan tanpa sadar mulai meremas rambut Bang Rhoma yang modelnya aneh itu menahan gempuran Bang Rhoma yang begitu ekspert..

Vagina Agnes terus dihajar oleh Bang Rhoma selama 10 menit, dihisapinya clitoris Agnes yang membuat Agnes makin kelojotan..Hingga Agnes berorgansme kecilSetelah puas bermain Agnes pun dibopong naik kepangkuannya dengan posisi berbalik. Bang Rhoma langsung mengarahkan penisnya ke lubang vagina Agnes, perlahan kembali penis yang sudah menjelajah ke vagina dan anus Agnes kembali harus masuk garasi lagi..Penis Bang Rhoma mulai menyeruak masuk tertahan, tetap saja penis bang Rhoma terlalu besar buat Agnes, Sedikit demi sedikit Agnes merasakan ruang vaginaku terisi penuh oleh penis bang Rhoma, Agnes mengatur nafas, berusaha membuat otot-otot vaginanya rileks, melancarkan penis perkasa itu membobol vaginanya dengan lebih mudah..Dengan beberapa hentakan keras akhirnya penis Bang Rhoma berhasil masuk dalam vagina Agnes.. 20 menit lamanya Bang Rhoma memacu Agnes dalam posisi demikian sambil memnita Agnes berputar-putar..hingga Penis bang Rhoma seolah mengaduk-aduk vagina Agnes..Entah berapa banyak Organsme yang menerjang Agnes..Wajahnya sudah tampak kewalahan, matanya lemas sementara bunyi tumbukan Paha dengan pinggul nya terdengar makin nyaring, Berbeda dengan Bang Rhoma yang makin asyik menikmati rintihan-rintian Agnes..Saat mereka berhadapan, Bang Rhoma langsung melumat payudara dan mulut gnes, tak lama kembali memutar membuat Agnes benar-benar tak sanggup lagi..

Bang Rhoma mengganti posisi dengan Doggy Style hingga bagian Penisnya yang tadi tidak sempat menikmati jepitan otot vagina Agnes, kebagian masuk, membuat Agnes makin terbenam dalam sofa, bahkan dia sudah kecapean untuk sekedar mengangkat wajahnya..mulutnya hanya megap-megap menahan nikmat..Vagina Agnes, kembali menembakan cairan organsme, saat empunya tak lagi sanggup menahan Organsme..Hingga makin membuat Semakin lama goyanganku semakin lemah, sehingga tinggal dia saja yang masih menghentak-hentakkan tubuhku yang sudah lemas di pangkuannya. Belakangan dia melepaskanku juga dan menyuruh menyelesaikannya dengan mulut saja. Aku masih lemas dan duduk bersimpuh di lantai di antara kedua kakinya, kugerakkan tangan kananku meraih penisnya yang belum ejakulasi. Benda itu, juga bulu-bulunya basah sekali oleh cairanku yang masih hangat. Agnes terpaksa membuka mulut dan mengulum penis Bang Rhoma yang basah iu, menahan jijik, penisnya yang penuh sperma tercampur cairan Vaginaku sendiri, mata Agnes sungguh kuyu, sementara Bang Rhoma yang diatas tampak memaksa Agnes membersihkan penisnya..Agnes mun menjulurkan lidahnya dengan sisa-sisa kekuatan dan kesadarnnya..hingga penis Bang Rhoma kembali mengkilat, saat Bang Rhoma melepaskan Cengkramannya, Agnes langsung terbujur di sofa itu tertidur kelelahan.

Saat terbangun 5 orang kampung dan Bung Rhoma muncul dihadapan mata Agnes, Agnes pun tak berdaya kala mereka segera mengerayangi tubuhnya..” Masih berani bilang musik gue musik kampung ?? ” Tanya Bang Rhoma ..” Enggak, bang engak…Ampun ” Mohon Agnes, sementara orang-orang jelek itu mulai menete dan menjelajahi vagina Agnes..” Sekaran biar lu tahu , orang kampung bisa apa ” Ucap bang Rhoma , disambut oleh orang-orang kampung itu dengan meriah,,.. mereka pun berpesta malam itu..Hinga Agnes berorgansme puluhan kali hingga pingsan-pingsan..Seluruh lubangnya terisi Agnes benar-bnenar takl berdaya hari ini…Desahannya hingga tak lagi mengeluarkan suara karena kehabisan tenaga..Saat terbangun Agnes telah sampai didepan rumahnya, dengan Map yang berisi izin Bang Rhoma untuk konsernya di malaysia..Dan video kamar kecilnya.

Gadis bola yang Sexy (pict)








17 April 2012

Batam punya gairah (Pict)









Selingkuh sih, Tapi ada manfaatnya

Saya ibu rumah tangga berumur 36 tahun yang sehari-sehari mempunyai kegiatan terkait dengan kegiatan sosial yang kadang-kadang menyelenggarakan kegiatan di luar rumah, termasuk rapat-rapatnya. Suami bekerja di pemerintahan. Anak kami dua yang tertua berumur 14 tahun. Saya sewaktu masih muda kadang-kadang ikut sebagai peragawati dan kadang-kadang juga foto model, dengan tinggi badan 165 cm. Dengan bagian-bagian tubuh depan dan belakang termasuk bagus. Berat badan sekitar 47,5 kg. Orang bilang saya punya penampilan yang menarik dan seksi terutama juga bibir saya. Apa yang saya akan ceritakan adalah pengalaman saya yang menarik yang telah menjadikan hidup saya terpuaskan lahiriah dan batiniah. Dan telah memperkuat kehidupan perkawinan kami.

Ceritanya berawal pada suatu peringatan ulang tahun suami kakak saya kurang lebih dua tahun yang lalu, dimana banyak sudara-saudara yang membantu dalam persiapannya. Ikut pula membantu keponakan saya Martin, anak kakak saya yang lain lagi. Martin berumur 25 tahunan, masih kuliah, berperawakan tegap atletis tinggi kurang lebih 1,7 m. Tampangnya cakep dengan rambut hitam bergelombang. Termasuk seksi juga. Genit juga. Suka mencuri-curi memandangi saya, sepert mau menelan. Kalau bertatap pandang matanya sepertinya tersenyum. Kurang ajar juga pikiran saya, tetapi terus terang saya juga senang. Anaknya simpatik sih. Kadang-kadang ada juga pikiran, enak barangkali kalau mencium Martin atau memeluknya/dipeluk. Kelihatannya ada setrum dan chemistry di antara kami.

Sore itu kakak meminta saya untuk mengambilkan kue tart, karena tidak ada yang bisa dimintai tolong. Karena tidak ada yang lain juga terpaksa Martin yang mengantarkan dengan mobilnya. Apa yang terjadi adalah ketika secara bersama Martin dan saya memungut dompet saya yang terjatuh di garasi. Martin memegang tangan saya menarik dan mencium pipi saya dengan senyum. Saya tidak bereaksi tetapi juga tidak marah tetapi berusaha memberikan kesan kalau saya juga senang. Sikap saya yang tidak menentang membuatnya kemudian mengulangi ciumannya dalam mobil ketika berhenti di lampu merah. Kali ini ciumannya di mulut sambil menekankan tangannya pada paha. Martin mencium dengan melumat dan memainkan lidahnya. Meski ini bukan pengalaman saya pertama untuk dicium tetapi saya tergetar seluruh tubuh dan merasakan ada rasa menggelitik dan mengalir di kemaluan saya. Selintas terjadi pertempuran antara ya dan tidak, antara pertahanan kejujuran terhadap suami melawan spontanitas keindahan kemunculan gairah, dan nampaknya kejujuran akan terkalahkan. Getaran terus menggebu sampai kesadaran muncul dengan reaksi mendorong sambil menggumam, "Jangan di sini, jangan di sini, dilihat orang." Terus terang keinginan sangat besar untuk tidak menghentikannya, tetapi memang tempatnya tidak tepat. Babak awal telah terbuka, dan cerita tidak ingin terputus dan babak berikut perlu dipanggungkan secara berkelanjutan.

Sepanjang proses pengambilan kue tart Martin pada kesempatan yang memungkinkan selalu mencuri untuk mencium dan sesekali membisikkan kata-kata, "You are beautiful," dan terakhir menjelang sampai kembali ke rumah dia bisikkan, "I want you," sambil mencium telinga saya. Sekali lagi saya tergetar sampai ke bawah. Melirik ke arah dia sambil senyum. Saya harap Martin bisa menangkap senyum saya dan pandangan mata saya sebagai tanda "OK". Kami diam. Sesampai di pagar rumah saya bisikkan pada Martin, "Telepon saya besok pagi." Pesta ulang tahun berjalan dengan lancar. Martin tetap mencuri-curi pandang pada setiap kesempatan. Akhirnya semua pulang, saya pun pulang, bersama suami, dengan berbagai perasaan seperti gadis yang jatuh cinta. Malam hari menjelang tidur pikiran tidak bisa terlepas dari Martin. Gelitik dan kelembaban terasa disela-sela paha. Karena pikiran dipenuhi Martin mata pun tidak bisa terpejam. Mengharap pagi hari lekas datang. Gila kalau dipikir, kok bisa tergoda, hanyut.

Keesokan harinya pagi-pagi Martin sudah menelepon. Untung bukan suami yang mengangkat. Singkatnya siang itu Martin dan saya lunch, menikmati keberduaan dan kedekatan yang merangsang. Kami meninggalkan dengan Martin memegang inisiatip yang kemudian berakhir di salah satu motel di timur Jakarta, tanpa ada sikap keberatan atau protes dari saya. Tanpa menunggu pintu kamar motel tertutup rapat, sambil berdiri saya telah berada dipelukan Martin, melumat mulut dengan ciuman yang berapi-api. Tangannya menjelajah keseluruh bagian tubuh saya. Ke bawah rok menekan pantat saya dan menekankan badannya dan burungnya. Saya menyerah, tangan saya pun jadi ikut menjelajah ke burungnya yang telah sangat keras. Meremasnya dari luar dengan keinginan yang makin menggebu untuk membukanya. "Gila nih, gila nih!" terngiang di benak, tetapi tak mampu menyetop gairah yang sudah memuncak ini.

Setelah memastikan bahwa tidak akan ada gangguan dari room service Martin menggiring saya ke tempat tidur tanpa melepaskan pelukannya. Pelan-pelan dia tidurkan saya dan secara lembut mulai menciumi dari telinga leher mulut, sambil kancing bacu dibuka, dan terus menciumi buah dada saya secara bergantian kanan kiri, BH dilepas, dihisapnya puting dan dijilatnya secara halus. Seluruh badan terasa kena setrum, terangsang. Kewanitaan saya terasa basah karena memang saya mempunyai kekhasan produksi cairan kewanitaan yang banyak. Martin pun memulai membuka satu persatu bajunya, masih tertinggal CD-nya. Secara pelahan Martin membuka bagian bawah rok sambil tak hentinya menciumi seluruh bagian yang terbuka. Perut saya dia ciumi bermesra-mesra. Tangannya menjalar juga keseluruh badan dan mendekap pada kewanitaan saya yang telah membasahi CD, sambil mulut Martin mendesah penuh gairah. Saya sudah tak bisa menahan kenikmatan yang rasanya sudah lama tak saya alami lagi. Tangan Martin mulai dimasukkan ke dalam CD menulusuri kewanitaan saya dengan menggerakkan jarinya. Gila setengah mati rasanya. Mau teriak rasanya. Martin secara halus dan pandai memainkan seluruh badan dan bagian-bagian peka saya. Kewanitaan saya mulai banjir merespon pada rangsangan yang selangit. Gila benar rasanya.

Martin berlanjut dengan membuka CD dan memulai mengkonsentrasikan perhatiannya pada kewanitaan saya. Diciumnya secara perlahan dengan memainkan lidahnya dari atas ke bawah. Paha saya ditegakkan dan dibukanya lebar-lebar. Diciumnya bibir kemaluan dengan bibirnya secara penuh, dihisapnya secara berkali-kali sambil lidahnya memasuki celah-celah kemaluan saya. Aduh gila rasanya selangit. Ganti dia hisap klitoris secara halus. Dihisapnya, terus. Sampai saya tidak tahan dan sampailah saya pada puncak. Terasa cairan mengalir. Disertai dengan teriakan ringan tangan memeras rambut Martin. Ini menjadikan Martin lebih lagi menggumuli lubang kemaluan saya. Dia benamkan dan usapkan seluruh wajahnya pada kemaluan saya yang basah dengan desahan kepuasan. Saya sudah tidak bisa lagi menguasai diri dan terasa selalu tercapai puncak-puncak yang nikmat. Gila benar. Belum pernah saya dibeginikan. Pintar sekali si Martin ini, sepertinya pengalamannya sudah banyak. Saya hanya bisa menggerakkan kepala ke kanan kiri dengan mata terpajam mulut terbuka, dengan suara mendesah keenakan. Gila benar. Selangit.

Kini giliran saya. Martin saya tarik ke atas. Kini batang kemaluannya terasa menekan paha saya. Martin saya balikkan dan batang kemaluannya saya genggam. Wah besar juga dan kencang lagi, sudah basah pula. Langsung saya hisap dengan gairah. Lidah saya permainkan di ujung kemaluannya sambil dikeluar-masukkan. Martin mengerang. Setelah kurang lebih sepuluh menit Martin melepaskannya. Dia lebih menghendaki keluar di liang kemaluan saya. Kini dia di atas saya lagi dengan posisi batang kemaluan di depan lubang kemaluan. Dengan ujungnya digerak-gerakkan di bibir kemaluan ke atas ke bawah. Enak sekali. Mabok benar. Kemudian secara perlahan masuklah batang kemaluan ke lubang kemaluan saya dan terus menekan sampai terasa penuh sekali, dan terasa sampai di dasar rahim. Gila rasanya benar-benar selangit. Tidak pernah rasanya seenak seperti ini. Martin menekan terus sambil menggoyang-goyangkan pantatnya. Gila! Enak benar! Terus dia putar-putar sambil keluar masuk. Sampai saya lebih dulu tidak tahan dan sampai di puncak, keluar dengan meledak-ledak terasa melayang kehilangan nafas sampai terasa hampa saking nikmatnya. Kemaluan saya terasa basah sekali. Martin masih terus memompa dan belum mau menyelesaikan cepat-cepat. Batang kemaluannya masih diputar dengan keluar masuk di lubang kemaluan, sehingga saya pun tidak tahan keluar lagi, yang ketiga atau yang keenam dengan yang keluar karena dihisap tadi. Gila benar! Seluruh badan basah rasanya. Sprei sudah basah betul dari cairan kewanitaan saya.

Martin masih terus menekan, memutar, menggaruk-garuk dan mencium sekali-sekali. Ciumannya di telinga bersamaan dengan tekanan batang kemaluan di dalam lubang kemaluan saya sungguh membuat seluruh badan menggigil nikmat dan membuat saya keluar secara dahsyat. Kemaluan saya terangkat menyongsong tekanan batang kemaluan Martin. Gila benar, sungguh nikmat tiada tandingan. Akhirnya Martin mulai menggerang-ngerang berbisik mau keluar. Dengan tekanan yang mantap keluarlah dia dengan semprotan yang keras ke dalam liang kemaluan saya. Hangat, banyak dan terasa mesra dan memuaskan. Oh Tuhan, sungguh tak ada tandingannya. Dia remas badan saya dengan menekankan bibirnya pada bibir saya. Hampir habis nafas. Kehangatan semprotan Martin menggelitik lagi kemaluan saya sehingga orgasme saya pun keluar lagi yang kedelapan menyusul semprotan Martin. Kami bersama-sama keluar dengan nikmat sekali. Sesaat terasa pingsan kami. Setelah selesai terasa kepuasan yang menyeluruh terasakan di badan. Pikiran terasa terlepas dari semua masalah dan hanya keindahanlah yang ada. Kami masih berpelukan menikmati tanpa kata-kata, sambil memulihkan kembali energi yang telah tercurahkan secara intensif. Kami tertidur sejenak. Siuman setelah sepuluh menit dengan perasaan yang lega, dan puas.

Meski demikian rasa mengelitik, gatal-gatal kecil masih terasa di kemaluan saya, seolah belum puas dengan kenikmatan yang begitu hebat. Tangan saya mendekap batang kemaluan Martin mengusap-usapnya sayang. Ingin rasanya batang kemaluan Martin memenuhi lagi di lubang kemaluan saya. Bibir tidak bisa menahan, saya tarik batang kemaluan Martin dan mulai meluncur ke bawah dan menghisapnya lagi dengan kasih sayang, diliputi bau campuran antara cairan saya dan mani yang terasa sedap. Kemaluan Martin terasa sangat lunak tidak segagah tadi. Serasa menghisap marshmallow. Tetapi hal itu tidak berlangsung lama karena secara perlahan batang kemaluannya mulai membengkak dan menyesaki mulut. Sekali lagi kewanitaan saya tergelitik. Tanpa bertanya saya bangkit jongkok di atas Martin dan memasukkan Martin pelan-pelan. Seluruhnya masuk terasa sampai di ujung perut dan mulai menggelitik G-spot. Ganti saya pompa ambil kadang merunduk memeluk Martin dan menciumnya. Kadang sambil duduk menikmati penuhnya di kemaluan saya. Rasanya enak sekali karena saya yang mencari posisi yang terenak untuk saya. Setelah beberapa waktu merasakan kenikmatan yang masih datar, kenikmatan mulai memuncak lagi dan terus memuncak sampai akhirnya sampai puncak tertinggi. Meledak-ledak lagi orgasme dengan teriakan-teriakan nikmat. Yang ternyata diikuti oleh Martin dengan semprotan kedua. Tangannya memeluk erat-erat dengan gerangan pula. Gila enaknya sungguh sesuatu yang belum pernah saya rasakan sebelumnya. Ini kali rasanya surga dunia. Kalau bisa maunya seharian begini terus rasanya. Gila! Gila benar, sungguh nikmat memuaskan.

Tetapi kami harus pulang. Saya kembali ke rumah, ke suami dan keluarga saya. Dengan suatu pengalaman yang tak terlupakan selama hidup. Sepanjang jalan kami diam tetapi tangan saling memegang. Malamnya menjelang tidur, sekali lagi kemaluan saya menggelitik dengan ingatan pengalaman siang tadi tidak bisa hilang. Ini memang pembawaan saya yang orang barangkali mengatakannya sebagai maniak seks, histeris, multi orgasme, kelaparan terus. Sekali terbuka lebar dan dirangsang maunya terus dipenuhi. Sejauh ini dengan suami tidak pernah tercapai apa yang Martin bisa lakukan. Kepuasan dengan suami sama-sama tercapai tetapi kepuasan yang tidak mendalam seperti Martin. Suami yang lekas selesai menjadikan "bakat" saya tidak berkembang. Sekarang yang ada hanya suami di samping saya. Saya merengek minta pada suami dengan tangan meraba burungnya dan memijat-mijatnya halus. Dia tertawa sambil mengejek, "Gatel nih ya." Dalam hati saya bilang memang gatal. Saya mencoba menikmati penetrasi kemaluannya dengan membayangkan kemaluan Martin. Kewanitaan saya, saya goyangkan mencari spot yang nikmat sambil mendekap. Dia menekan menarik beritme sampai kemudian saya mencapai puncak dulu diikuti dengan semprotan maninya. Selesailah sudah. Kemaluan saya masih ingin sebetulnya, tetapi dia biasanya sudah tidak bisa lagi. Jadinya tanganlah yang bergerak "Self Service". Memang penyakit saya (atau karunia) ya itu. Sekali sudah diobok-obok tidak bisa berhenti. Saya tidur dengan nyenyak malam itu.

Seperti yang bisa diduga pertemuan saya dengan Martin berlanjut. Semua fantasi seks dan impian-impian tak ada yang tidak kami wujudkan. Sungguh sangat-sangat nikmat. Teknik kami makin sempurna dan Martin bisa membuat saya orgasme sampai tiga belas kali. Pada kesempatan lain akan saya ceritakan pengalaman-pengalaman kami yang aduhai. Semoga saya tidak jatuh cinta dan menghendaki hubungan yang lebih dalam, dan mengacaukan rumah tangga saya yang sudah ada. Saya hanya mau seksnya. Sama seperti Martin juga. Sehingga dari luar, partner seks saya resmi adalah suami. Dibalik itu Martin lah yang menjadi pemuas seks dan fantasi saya dan ini telah berjalan selama dua tahunan. Dua kali dalam seminggu paling sedikit. Suami tetap dilayani seminggu sekali, kadang sepuluh harian sekali. Saya merasa bahagia dengan pengaturan sedemikian. Keluarga tetap tidak terganggu. Hubungan dengan anak-anak dan suami tetap seperti biasa, bahkan kehidupan seks dengan suami menjadi lebih baik. Ternyata selingkuh ada manfaat dan kebaikannya juga.

Mudaaaa enakkkk (Pict)











Cleaning Service asikk

Peluang kadang-kadang datangnya tidak bisa diduga. Aku sudah lebih dari 10 tahun bekerja di kantor ini, tapi baru saja aku menemukan peluang yang sama sekali tidak aku sangka. Ceritanya begini. Sejak anakku masuk SMP, aku terpaksa mengantar sendiri dia kesekolah pagi-pagi. Sekolahnya lumayan jauh dari rumah, berjarak sekitar 45 menit. Aku setiap hari harus bangun pagi sekali agar aku bisa sampai ke sekolah anakku sekitar jam 7 kurang 10, karena sekolah dimulai jam 7 tepat. Dari mengantar sekolah aku tidak mungkin lagi kembali ke rumah, karena aku harus sampai di kantor jam 9.

Jarak sekolah dengan kantorku sekitar 10 menit perjalanan. Jadi setiap pagi aku sudah berada di kantor jam 7 pagi. Kantorku menempati gedung bertingkat. Setiap aku sampai kantor, yang pertama aku lakukan adalah buang air kecil. Kebiasaanku setiap hari meminum air putih sekitar 1,5 liter pada saat menjelang berangkat dari rumah, sehingga sesampai di kantor aku sangat tersesak kencing. Ini aku lakukan merupakan terapi air putih untuk kesehatan.

Sering kali ketika aku akan kencing, wc sedang dibersihkan oleh petugas cleaning service. Biasanya aku tahan sebentar sambil menunggu wc rampung dibersihkan. Masalahnya yang membersihkan petugas cleaning servicenya adalah cewek, jadi aku agak segan juga. Suatu hari aku sudah sangat tersesak kencing. Rasanya menunggu Yani, begitu nama petugas cleaning service, merampung kerjanya tidak mungkin. Aku akhirnya menerobos saja lalu membuka celana dan langsung memancurkan air yang menyesak akan keluar. Pada saat itu Yani sedang mengepel lantai di bagian ujung WC sehingga dia tidak sempat keluar. Sebab jika keluar harus melalui tempatku berdiri. Maklum WCnya tidak terlalu luas. Aku berpikir, toh dia tidak bisa melihat karena posisinya agak dibelakangku. Seandainya ada orang juga kencing di sebelahku juga nggak bakal bisa melihat. Masalahnya nggak enak saja kencing sementara disitu ada cewe. Yani sudah lama aku kenal. Dia sering aku mintai tolong untuk membeli makan siang di warung yang banyak terdapat di depan gedung. Tentu saja ada ongkos aku berikan, yang kadang-kadang ongkosnya sama atau kalau dibulatkan menjadi lebih besar dari harga pesananku. Jadinya dia memang akrab denganku. Yani umurnya masih sekitar 18 tahun. Dia drop out dari SMA kelas 2.

Jika mengenakan seragam cleaning service, dia tidak terlihat sexy, tetapi jika memakai jeans dan kaus, kelihatan pahanya yang gempal dan susunya yang menggembung. “Sorry ya yan gue nggak tahan kebelet banget nih,” kataku. “Ah gak pa pa pak , nggak kelihatan kok,” katanya. “Ah kelihatan juga nggak apa-apa juga,” kataku menggoda sambil melampiaskan kencingku yang sangat mendesak. “Ih Bapak genit ah, “katanya sambil terus membersihkan lantai. “udah pernah liat apa belum,” tanyaku menggoda lagi. “Aslinya ya belum lah pak, kalau di film sudah beberapa kali. “Sini deh kalau pengen liat, yang asli,” kataku. “Ah bapak ….., saya malu ah,” katanya. “Lho yang malu emang harusnya siapa, kamu kok jadi kebalik.” kataku. “Emang Bapak gak malu,” jawabnya sambil mendekat. Rupanya ada juga keinginan dia melihat wujud asli alat paling rahasia seorang pria. “Ih kok kecil ya pak, di film-film kayaknya gede banget,” kata yani sambil mengintai barangku dari samping. “Ya iyalah, yang difilm itu kan barangnya orang bule dan negro yang badannya gede, lagian barangnya kan siap tempur, lha ini dia lagi males karena sedang mancur dan lagi orang Indonesia kan gak segede orang barat,” kataku. “ O gitu ya pak,” katanya Pembicaraan singkat itu membuat barangku pelan-pelan memuai. Aku kencing memang cukup lama karena yang dikeluarkan rasanya memang banyak sekali. Yani masih memperhatikan barangku.

Dia tidak malu-malu lagi karena dia mengambil posisi yang lebih jelas untuk melihat. Setelah semua keluar aku mencuci ujung penisku dengan air yang mancur keluar dari toilet. Yani masih antusias melihat barangku. “Bentuknya lucu pak, kaya pakai topi,” katanya. “Kalau mau pegang, boleh kok, pegang aja.” Kataku. Yani tidak punya keberanian menjangkau barangku. Ku pegang tangannya dan kubimbing ke arah penisku. Mulanya dia malu sehingga tangannya agak dikakukan, tetapi karena aku tarik terus akhirnya dia melemas. Tangannya kubekapkan ke penisku yang sudah berdiri sempurna. Kuremas tangannya agar dia juga meremas barangku. Dia meremas dan aku merasakan nikmat. “ Idih kok keras dan anget gini sih Pak,” katanya. Aku tidak menjawab karena menikmati sensasi remasan Yani. “Udah ah pak nanti saya gak kerja-kerja,” katanya mengakhiri remasan di penisku. Aku pun menutup resleting dan keluar wc menuju meja kerjaku. Sepagi ini belum ada pegawai yang datang.

Aku puas menikmati sensasi pagi. Sambil menunggu pegawai lainnya datang, aku browsing di internet sambil berkhayal untuk lebih jauh dengan Yani. Dalam benakku berkecamuk, dia cleaning service, sementara aku dikantor ini cukup punya jabatan yang terpandang. Kalau misalnya aku ada affair dengan Yanti lalu terbongkar, wah malunya bukan main. Tapi dibalik itu, Yanti cukup menarik. Sejauh ini sudah lebih mudah mengolahnya untuk tindak lanjut. Wah gimana ya aku bingung juga. Seandainya saja dia bukan bekerja sebagai cleaning service di gedung tempat kantorku berada, aku pasti tidak pikir panjang mengarapnya. Hari berikutnya aku datang agak lebih pagi, karena jalanan agak longgar. Sesampai dikantor, Yani masih membersihkan ruang kerja. Melihat aku datang dan langsung menuju WC, Yani pun ikut pula masuk. “Pak penasaran pengen liat lagi, semalaman jadi kepikiran pak gara-gara Bapak sih,” katanya. Aku tentu saja membiarkan dia ikut masuk dan menonton barangku. Kali ini dia kusuruh memegangi batang penisku yang sedang mancur. Celana agak aku turunkan, sehingga tidak saja batang penis yang bebas, tetapi kantong menyan di bawahnya juga terbebas. Di pegang Yani penisku jadi memuai, dan kencing nya menjadi mengecil, sehingga penuntasannya jadi lebih lama. Selesai semua keluar aku ajarkan bagaimana mencuci sisa air seni di ujung penisku. Yani kelihatannya penasaran sekali, sehingga dia menurut saja perintahku. Lepas itu di sentuh-sentuh bagian kantong menyan. “ Pak ini apa kok empuk-empuk,” tanyanya. Aku jelaskan dan aku ingatkan agar dia tidak meremas kantong pelirku, karena rasanya sakit dan sengal, kalausempat dia remas bagian itu. Kantong pelirku ditimang-timangnya, lalu batangku di genggamnya. “ Ih gemes deh pak rasanya pengen ngremes aja,” kata Yani. Yani gadis yang agak agresif dan keingintahuannya cukup besar.

Padahal dia belum pernah punya pacar. Pacaran di sekolah dulu hanya sekedar jalan bareng, nonton, tidak lebih dari itu. Jadi dia sebenarnya belum pernah dijamah laki-laki. Aku tidak bisa tinggal diam, tanganku menjamah susunya yang lumayan menggembung. Dari luar bajunya aku remas-remas. Yani kutarik dan kupeluk dari belakang. Tanganku dengan segera menyusup ke balik bajunya dan masuk ke dalam bhnya. Bongkahan susu yang empuk dan kenyal aku remas-remas. Terasa pentilnya yang masih kecil aku pelintir-pelintir. Puas meremas susunya tanganku yang satu lagi membuka celana panjangnya dan langsung menelusup ke balik celana dalamnya. Disana aku meraba bulu-bulu yang tidak terlalu lebat. Ketika jari tengahku menemukan celah belahan memeknya terasa ada lendir di rongganya. Kumainkan sebentar jari tengahku di rongganya lalu aku tekan-tekan clitorisnya. Yani mendesah-desah. Aku makin bersemangat, karena Yani kelihatannya sudah pasrah. Kugosok terus clitorisnya sekitar 5 menit sampai dia akhirnya mencapai orgasme. Setelah itu kami mengakhiri permainan dan kembali membenahi baju kami masing-masing. Akhirnya hampir setiap hari aku melakukan petting berat di wc dengan Yani. Aku sudah tidak perduli lagi soal statusku dibanding dengan status Yani. Apalagi di depan orang lain dia terlihat normal dalam berhubungan denganku.

Yang membedakannya upah membeli makan siang, sekarang makin besar. Tapi itu atas kemauanku sendiri. Hubunganku dengan Yani tidak terendus sedikitpun oleh pegawai-pegawai di kantorku. Jadinya aku merasa aman-aman saja. Setelah acara petting berjalan beberapa waktu, aku penasaran untuk mendapatkan yang lebih. Pagi itu aku sengaja datang setengah jam dari biasanya. Yani ketika itu juga lagi menyapu ruang kerja. Kutarik dia masuk ke wc perempuan. Pegawai perempuan di lantai ini tidak terlalu banyak. Mereka biasanya baru muncul sekitar jam 10. Rasanya lebih aman bercumbu di wc perempuan. Aku tarik Yani masuk ke salah satu bilik wc perempuan. Toilet duduknya aku tutup dan aku segera menurunkan celanaku. Baju Yani aku buka kancingnya dan BHnya aku lepas. Sedangkan celananya aku lepas semuanya. Yani aku pangku berhadapan. Aku berusaha memasukkan penisku ke celah kemaluannya. Setelah posisinya tepat aku menarik Yani agar menurunkan badannya. Barangku perlahan-lahan ambles ke dalam rongga hangat kemaluan Yani. Pikiranku segera berproses. Rasanya dia sudah tidak perawan lagi, karena penisku tidak menemukan kesulitan berarti untuk tenggelam seluruhnya.

Tapi nanti sajalah pertanyaan ini dicari jawabnya. Yani aku arah kan agar bergerak-gerak sehingga aku merasa penisku di remas-remas. Aku lalu bersandar ke toilet dan memberi ruang lebih leluasa bagi Yani. Dia bergerak mengikuti nalurinya sambil tangannya berstumpu di kedua pundakku. Sensasi hidden sex begini memang luar biasa nikmatnya. Payudaranya berguncang-guncang karena gerakan liar Yani. Gerakan susu yang cukup besar ini merupakan pemandangan yang sangat mempesona. Kami bermain sekitar 10 menit. Rasanya Yani sempat mencapai orgasme lalu menjelang aku orgasme aku buru-bur mencabut penis dari lubang nikmat. Meski dalam keadaan sange aku sadar bahwa jika dia hamil, karirku bisa hancur. Setelah kami menyelesaikan permainan dan masih berpelukan, aku tanyakan ke Yani, apakah dia sudah pernah melakukan seperti ini. Dia terus terang mengaku bahwa dia pernah dikerjai pamannya ketika dia masih kelas 2 SMP. Pamannya sempat 3 kali menggumulinya. Tapi kata Yani dia waktu itu tidak tau apa-apa. Aku manjadi terbiasa main dengan Yani di WC perempuan di pagi hari. Memang tidak tiap hari, tetapi seminggu paling tidak kami melakukannya 2 kali. Aku kemudian menjadi khawatir juga kalau Yani hamil. Melalui bidan kenalanku dia dipasangsi spiral. Asyiknya yani tidak malu-malu mengajakku main, jika di merasa ingin. Jadi rasanya lebih sering dia mengajak main dibanding aku. Yani memiliki nafsu yang cukup tinggi. Permainan satu ronde bagi dia masih belum cukup. Aku beberapa kali mengajaknya menginap di hotel. Kami melampiaskan hasrat sepuas-puasnya. Meskipun hubunganku dengan Yani sudah sangat jauh, tetapi dia tidak menuntut apa-apa dari ku. Bahkan di depan pegawai lain dia bersikap wajar. Aku yang tidak tega, sehingga kemudian aku memberi uang bulanan yang agak lebih besar dari gajinya. Sekitar setahun hubunganku dengan Yani, dia mengadu bahwa dia sudah punya cowok. Kata dia cowoknya cakep dan sudah kerja di asuransi. “Pak aku tiap malam main ama cowokku, abis kalau lagi kepengin kepalaku rasanya pening,” kata Yani. Permainan denganku masih terus sampai akhirnya dia menikah dengan cowoknya. Menjelang pernikahannya aku minta bidan temanku untuk mencabut spiralnya. Kata yani, cowoknya tidak tahu kalau dia pakai spiral.

DI Pusat Rehabilitasi

Untuk kesekian kalinya orang tua nadine memergoki anaknya masih menggunakan obat obat terlarang.
karena khawatir akan keselamatan nadine , maka ayahnya menganjurkan agar gadis itu dimasukkan ke panti rehabilitasi. pada awalnya ibunya nadine merasa keberatan , namun demi masa depan anakknya ia pun setuju.
dan untuk menjaga nama baik keluarga diputuskan bahwa nadine akan dimasukkan ke pusat rehabilitasi alternatif di luar kota pimpinan ki guntur.

nadine tentu saja kecewa dengan keputusan ini , namun ia tak bisa berbuat banyak.
selama dua jam perjalanan tak sepatah katapun keluar dari mulut nadine, tanda bahwa ia tak suka dikirim ke panti rehab dimana segalanya diatur.
nadine agak sedikit terkaget ketika mereka sampai ke tempat rehab, lokasinya sangat terpencil, jauh darimana mana, dan strukturnya malah lebih mirip bangunan penjara.

“ayah…ga salah nih..kita kesini…” tanya nadine

“enggak..pokoknya kamu tinggal disini untuk beberapa lama..ini juga demi masa depan kamu…..” jawab ayahnya.

seorang berpakaian serba putih menyambut mereka dan langsung mengantarkan tamunya ke ruangan ki guntur.

“saya berharap anak saya bisa disembuhkan ki guntur……” kata ayah nadine

“hmmm…tak usah khawatir pak frans…..saya jamin anak anda sekeluar dari sini akan sembuh dan menjauhi narkoba….” kata ki guntur meyakinkan.

dan begitulah mulai hari itu , nadine resmi jadi penghuni panti rehab tersebut, dan harus mengikuti berbagai program dan aturan yang berlaku di tempat itu.
jika ada pelanggaran maka tak ayal lagi hukuman akan menunggu, biasanya hukuman berupa hukuman fisik berupa olahraga atau bekerja, atau hukuman pengasingan alias dikurung di suatu ruangan dengan jangka waktu tertentu.

suatu waktu , nadine dipanggil ki guntur ke ruangannya , nadine menduga ia dipanggil karena ia beberapa kali bolos di waktu pelajaran.

“nadine …duduk…….” kata ki guntur sambil menunjuk sebuah kursi di tengah ruangan.
nadine duduk di kursi itu, entah mengapa jantungnya berdegub kencang, perasaanya ga enak.

“nadine…..saya sudah diberi kewenangan penuh untuk melakukan cara apapun oleh orang tua kamu,agar kamu bisa sembuh…….dan juga ingat jika kamu tidak mengikuti perintah, kamu akan kena sangsi…” kata ki guntur yang membuat perasaan nadine mulai tidak karuan.

nadine berusaha duduk tenang meski hatinya gelisah, gadis ini baru berusia 18 tahun , tapi bodynya sungguh mengaggumkan, buah dadanya cukup menonjol sempurna ,kakinya yg lenjang dan bulatan pantat yang menggiurkan. Ki guntur menatap tubuh gadis itu penuh nafsu, pusat rehabnya sering dititipi gadis cantik anak orang kaya seperti ini , dan ki guntur selalu punya therapy khusus untuk gadis gadis kota seperti ini.

“baik…coba duduk tegak…..lutut rapat dan tangan dilipat….” ki guntur memberi instruksi yang kemdudian diikuti patuh oleh nadine.

“ingat nadine..ikuti semua instruksi saya……kalau tidak kamu kena sangsi….paham..?’

“paham, ki….”

“bagus…..kamu memang gadis cantik yang penurut. sekarang angkat tangan kamu ke atas kepala ,dan duduk tetap tegak lurus..”

nadine mengikuti isntruksi itu dan mulai merasa tak nyaman, karena dengan posisi seperti itu otomatis buah dadanya membusung ke depan, apalagi ia sempat melihat tatapan mata ki guntur yang tak lepas dari buah dadanya itu.

“hahaha..bagus bagus….dada kamu besar juga ya…….sekarang coba kamu buka lebar kaki kamu sampai ke ujung kursi…”

dengan sedikit risih nadine membuka kakinya lebar, pahanya terlihat menggiurkan.

“ayo..kurang lebar…lebih lebar……” perintah ki guntur

muka nadine memerah saat membuka kakinya makin lebar, ia merasa tak nyaman saat melihat ki guntur terus menatap buah dadanya yang membusung ke depan , dan roknya yg terangkat kian tinggi karena kakinya dibuka lebar.

“hmmm…bagus bagus…….coba sekarang kamu buka blouse kamu….”

nadine dengan perlahan membuka satu persatu kancing blousenya, sehingga menampakkan buah dadanya yang masih tertutup oleh bra.

“hmmm..ok……..coba posisinya seperti tadi…tangan ke atas…dada busungkan..punggung lurus/…..”

saat nadine melakukan itu, ki guntur mengambil kursi dan duduk tepat dihadapan nadine.
ki guntur lalu mengelus elus bulatan dada nadine yang menonjol dengan lembut

“diam…jangan bergerak……” kata ki guntur lalu meremas buag dada nadine, tangannga bahkan meneluup masuk mencari puting susu gadis cantik ini. nadine hanya menahan nafas saat buah dadanya diremas remas, ia tak berani melawan karena khawatir nasibnya akan lebih buruk, ia hanya berharap semua ini cepat selesai.

“coba buka branya juga…kamu telanjang dada dihadapan saya…..” perintah ki guntur

nadine berdiri dan meraih bagian belakang branya, melepas dan menjatuhkan branya ke lantai.
belum pernah ada laki laki manapun yang pernah melhat nadine telanjang dada, tapi kini ia harus melakukannya di depan seorang lelaki tua yang katanya dihormati.

“ya..duduk lagi…..busungkan dadanya seperti tadi……”

ki guntur kini leluasa meremas dan mencubiti buah dada ranum milik nadine, bulatan indah itu ia remas kuat dan putingnya ia tarik tarik, sehingga kian lama puting nadine kian mengeras, membuat remasan ki guntur makin bersemangat pula, rintihan kesakitan mulai terdengar dari bibir nadine.

“ok…bangun dan buka rok dan celana dalam kamu……”

nadine bangkit dan membuka roknya namun ia ragu ketika harus membuka celananya.

“ayo…ayo…cepat…..tunggu apa lagi…..” ki guntur tak sabar

dengan perlahan ia melepas celana dalamnya memperilhatkan vaginanya yg membangkitkan birahi.

“bagus..duduk..dan buka paha kamu lebar lebar…..”

dan tak membuang waktu sedetikpun , setelah nadine duduk kembali, ki guntur kemudian mengelus elus paha mulus nadine sampai ke vaginanya, membuat nadine merintih rintih.

“kamu pernah telanjang di depan orang lain nadine….?” tanya ki guntur

“belum…ki, …ini pertama kalinya….” kata nadine menahan malu

“nanti juga terbiasa…kamu setiap terapi harus telanjang bulat…biar ilmunya cepat menyerap….”

jari jari ki guntur mulai bergerak naik turun menyusuri bibir vagina nadine,lalu lanjut menuju ke clit nya dan memutar mutarnya, hal ini menyebabkan rintihan nadine kian kentara.
tangan ki guntur yag lain bergerak ke belakang dan meremas pantat indah nadine.

“hmm….pantat kamu juga sempurna…….diam ya….”

kiini kedua tangan ki guntur melakukan rangsangan di vagina dan pantat nadine,membuat gadis ini menggeliat dan menggelinjang tak karuan menahan berbagai rasa, makin lama tubuhnya terasa seoalh akan meledak.

“aaahhhh….” nadine mulai menangis, “ahhhh…awa…..udahhh..ki…cukup…aaahhhhh…. “
tangis nadine meledak seiring dengan orgasme yg dialaminya.
setelah beberapa lama terisak, akhirnya gadis itu terdiam juga, perasaan aneh menjalar ke seluruh tubuhnya.

Ki guntur kemudian memposisikan nadine membungkuk memegang meja, dengan kaki dilebarkan.
posisi ini membuat ki guntur leluasa meremas dan memainkan pantat gadis cantik ini,nadine hanya menggigit bibir menahan tangis.
nadine juga mendengar suara retsleting dibuka, dan belum sempat berpikir banyak , tiba tiba ia merasakan benda keras mencoba memasuki pantatnya.

“aaaaaaaaawwwwwwwwwwwwwww……….!!!!!!..” nadine berteriak kesakitan saat penis ki guntur mulai memasuki pantatnya. nadine kian menangis kesakitan saat ki guntur bergerak maju mundur, menekan penis itu masuk makin kedalam, seinci demi inci sampai akhirnya penis itu terbenam di pantat mulus nadine.

nadine terengah engah menahan sakit saat pantatnya dipompa sedemikain rupa, ia berusaha berontak agar penis itu dicabut namun sia sia, yang ada malahan gerakan ki guntur makin brutal dan menyakitkan.

sambil terus menekan penisnya di pantat nadine, ia tak lepas meremas buah dada gadis cantik ini dan mencubiti putingnya, sementara tangan lainnya bermain di seputar vagina.
pijatan dan rangsangan di clitnya membuat nadine mengerang nikmat bercampur kesakitan akibat di perkosa di pantat.
saat nadine merasa akan mencapai orgasme , ia bisa merasakan penis ki guntur masuk semakin dalam dan menyemburkan cairannya di dalam pantat nadine.

puas dengan “terapi” , ki guntur mencabut penisnya dari nadine, gadis itu langsung ambruk ke lantai , karena lelah akibat orgasme, juga akibat kesakitan saat pantatnya diperkosa dengan kasar.

“bagus……kamu boleh kembali ke kamar kamu dan beristirahat. besok kamu kembali lagi dan terapi lagi, setelah lewat pantat, besok kamu akan ditherapi lewat mulut dan kemaluan kamu…..sekarang istirahat dan bersiap siap untuk besok.”

nadine kembali ke kamarnya dengan pantat yg panas , dan kepala yg penuh kekhawatiran…..apa lagi yang akan dialaminya besok……

Tanteeee enakk bangettt nihhh (Pict)









Toge nihhhh, Siap Disantapp (Pict)







05 April 2012

Benih Papa Mertua

Ini berawal saat ibunya sakit dan harus masuk rumah sakit dan Paul harus terbang ke luar kota untuk urusan bisnis yang amat penting. Paul tadinya tak setuju saat Emma meminta papanya, Jack, agar menginap di rumah mereka untuk sementara untuk menemaninya pergi ke rumah sakit, mengatakan padanya bagaimana hal itu akan mengganggu pikirannya karena dia adalah titik penting dalam negosiasi kali ini.

Dan pikiran yang sangat mengganggunya itu adalah karena dia curiga sudah sejak dulu papanya ada 'perasaan lain' pada Emma istrinya. Emma merasa sangat marah pada Paul, karena sangat egois dan dengan perasaan cemburunya itu. Bukan hanya kali ini Paul meragukan kesetiaannya terhadap perkawinan mereka dan kali ini dia merasa telah berada dalam puncaknya.. Dan dia tahu dia akan membuat Paul membayar sikapnya yang menjengkelkan itu.

Ketika itu terjadi, Jack tiba pada hari sebelum Paul terbang ke luar kota untuk bertemu kliennya. Dia tidak membiarkan kedatangan Jack mengganggu jadwalnya, meskipun dia akan membiarkan papanya bersama Emma tanpa dia dapat mengawasinya selama beberapa hari kedepan. Ini adalah segala yang Emma harapkan dan lebih, ketika dia menyambut Jack dengan secangkir teh yang menyenangkan..

Dia bisa katakan dari perhatian Jack yang ditunjukkannya pada kunjungan itu. Mata Jack berbinar saat dia tahu Paul akan pergi besok pagi-pagi benar, dan dia mendapatkan Emma sendirian dalam beberapa hari bersamanya. Emma sangat menarik, yang sungguhpun dia tahu sudah tidak punya kesempatan terhadap Emma, dia masih berpegang pada harapannya, dan berbuat yang terbaik untuk mengesankannya, dan menggodanya.

Emma tersanjung oleh perhatiannya, dan menjawab dengan mengundang bahwa mereka berdua dapat mulai untuk membiarkan harapan dan pemikiran yang telah dia kubur sebelumnya untuk mulai kembali ke garis depan itu.

Sudah terlambat untuk jam kunjungan rumah sakit sore itu, sehingga mereka akan kembali lagi esok paginya sekitar jam sebelas. Emma menuangkan beberapa gelas wine untuk mereka berdua sekembalinya dari rumah sakit petang itu.

"Aku harus pergi dan mandi.. Aku kira aku tidak punya waktu pagi nanti".
"Oh bisakah Papa membiarkan showernya tetap hidup? Aku juga mau mandi jika Papa tidak keberatan."

Emma mau tak mau nanti akan menyentuh dirinya di dalam shower, bayangan tangan Jack pada tubuhnya terlalu menggoda dan rasa marah terhadap suaminya sangat sukar untuk dienyahkan dari pikirannya.

Dia belum terlalu sering mengenakan jubah mandi sutera itu sebelumnya, tetapi memutuskan untuk memakainya malam ini. Hasrat hatinya mendorongnya untuk melakukannya untuk Papa mertuanya, Paul bisa protes padanya jika dia ingin. Terlihat pas di pinggangnya dan dengan tali terikat, membuat dadanya tertekan sempurna. Itu nampak terlalu 'intim' saat dia menunjukkan kamar mandi di lantai atas. Emma meninggalkannya, dan kemudian kembali semenit kemudian.

"Aku menemukan salah satu jubah mandi Paul untuk Papa" dia berkata tanpa berpikir saat dia membukakan pintu untuknya. Di dalam cahaya yang remang-remang Emma dapat melihat pantatnya yang atletis.

Mereka duduk bersama di atas sofa, melihat TV. Dan setelah dua gelas wine lagi, Emma tahu dia akan mendorong 'keinginan' manapun yang Jack ingin lakukan. Dia sedikit lebih tinggi dari Paul, maka jubahnya hanya sampai setengah paha berototnya. Mau tak mau Emma meliriknya sekilas dan ingin melihat lebih jauh lagi. Dengan cara yang sama, Jack sulit percaya akan keberuntungannya untuk duduk disamping Emma yang berpakaian sangat menggoda dan benaknya mulai membayangkan lebih jauh lagi. Jack akan dikejutkan nantinya jika dia kemudian mengetahui hal sederhana apa yang akan membuat hasratnya semakin mengakar..

Besok adalah hari ulang tahun Emma, dan Paul lupa seperti biasanya, alasannya bahwa tidak ada waktu untuk lakukan apapun ketika dia sedang pergi, dan dia telah berjanji pada Emma kalau dia akan berusaha untuk mengajaknya untuk sebuah dinner yang manis ketika pulang. Kenyataannya bahwa Jack tidak hanya tidak melupakan, tetapi membawakannya sebuah hadiah yang menyenangkan seperti itu, menjadikan hatinya lebih hangat lagi. Dia seperti seorang anak perempuan kecil yang sedang membuka kotak, dan menarik sebuah kalung emas.

"Oh Papa.. Papa seharusnya tidak perlu.. Ini indah sekali"
"Tentu saja aku harus.. Tapi aku takut itu tidak bisa membuat kamu lebih cantik cintaku.. Sini biarku kupasangkan untukmu"
"Ohh Papa!"

Emma merasa ada semacam perasaan cinta untuknya saat dia berada di belakangnya. Dia harus lebih dulu mengendurkan jubah untuk membiarkan dia memasang kaitan di belakang, dan ketika dia berbalik ke arahnya, Jack tidak bisa menghindari tetapi matanya mengarah pada belahan dada Emma yang menyenangkan.

"Oh.. Apa rantainya kepanjangan?" ia berharap, menatap kalung yang melingkar di atas dada lezatnya.
"Tidak Pa.. Ini menyenangkan" dia tersenyum, menangkap dia memandang ke sana lebih banyak dari yang seharusnya diperlukan.
"Oh terima kasih banyak.."

Emma menciumnya dengan agak antusias dibanding yang perlu dilakukannya dan putus tiba-tiba dengan sebuah gairah dipermalukan. Kemudian Jack menangkap momen itu, menarik punggungnya seolah-olah meredakan kebingungannya dan menciumnya dengan perasaan jauh lebih dibandingkan perasaan seorang mertua.

"Selamat ulang tahun sayang" katanya, saat senyuman mereka berubah jadi lebih serius.
"Oh terimakasih Papa"

Emma menciumnya kembali, menyadari ini adalah titik yang tak bisa kembali lagi, dan kali ini membiarkan lidahnya 'bermalas-malasan' terhadapnya. Dia baru saja mempunyai waktu untuk merapatkan jubahnya kembali saat Paul meneleponnya untuk mengucapkan selamat malam dan sedikit investigasi. Paul ingin bicara pada papanya dan memintanya agar menyimpan cintanya untuk ibunya yang sudah meninggal. Mata Emma tertuju pada Jack saat dia menenteramkan hati putranya di telepon, mengetahui dia akan membiarkan pria ini melakukan apapun..

"Aku sangat suka ini Pa.." Emma tersenyum ketika telepon dari Paul berakhir. Dia menggunakan alasan memperhatikan kalungnya untuk membuka jubahnya lagi, kali ini sedikit lebih lebar.
"Apa kamu pikir ini cocok untukku?"
"Mm oh ya.." dia tersenyum, matanya menelusuri bagian atas gundukan lezatnya, dan untuk pertama kalinya membiarkan gairahnya tumbuh.

Emma secara terbuka mempresentasikan payudaranya untuk kekasihnya, membiarkan dia menatapnya ketika dia membusungkan dadanya jauh lebih lama dibandingkan hanya sekedar untuk memandangi kalung itu. Dia mengangkat tangannya dan memegang mainan kalung itu, mengelus diantara dadanya, menatap tajam ke dalam matanya.

"Kamu terlihat luar biasa dengan memakainya" dia tersenyum.

Nafas Emma yang memburu adalah nyata ketika tangan kekasihnya telah menyentuhnya di sana, dan pandangannya yang memikat saat kekasihnya menyelami matanya memberi dia tiap-tiap dorongan. Mereka berdua tahu apa yang akan terjadi kemudian, sudah terlalu jauh untuk menghentikannya sekarang. Dia akan bercinta dengan Papa mertuanya. Mereka berdua juga menyadari, bahwa tidak perlu terburu-buru kali ini, mereka harus lebih dulu membiarkan berjalan dengan sendirinya, dan walaupun kemudian itu akan menjadi resikonya nanti.

Emma bisa melihatnya sekarang kalau 'pertunjukannya' yang nakal telah memberi efek pada gairah kekasihnya. Gundukan yang terlihat nyata di dalam jubahnya menjadikan jantungnya berdebar kencang, dan kekasihnya menjadi bangga ketika melihatnya menatap itu, seperti halnya dia yang memandangi payudaranya.

"Kamu sudah cukup merayuku.. Kamu nakal!" Emma tersenyum pada kata-kata terakhirnya, memberi dia pelukan yang lain. Pelukan itu berubah menjadi sebuah ciuman, dan kali ini mereka berdua membiarkan perasaan mereka menunjukkannya, lidah mereka saling melilit dan memukul-mukul satu sama lain. Emma merasa tali jubahnya mengendur, dan Jack segera merasakan hal yang sama.

"Oh Jack.. Kita tidak boleh" dia menjauh dari kekasihnya sebentar, tidak mampu untuk hentikan dirinya dari pemandangan jubahnya yang terbuka cukup lebar untuk melihat ujung kontolnya yang tak terukur membesar diantara pahanya yang kuat.

"Ohh Emma.. Aku tahu.. Tapi kita harus" dia menarik nafas panjang, memandang pada perutnya untuk melihat kewanitaannya yang sempurna, telah merekah dan mengeluarkan cairannya. Detak jantung Emma bahkan jadi lebih cepat saat dia lihat tonjolannya menghentak lebih tinggi ke udara saat kekasihnya memandang bagian paling intimnya.

"Oh Jack sayang.." desahnya pelan saat kekasihnya memeluknya, jubahnya tersingkap dan dia terpana akan tonjolannya yang sangat besar di bagian bawahnya. Itu sepertinya memuat dua prem ranum yang membengkak dengan benihnya yang berlimpah. Dia tidak bisa hentikan dirinya sekarang.. Dia membayangkan dirinya berenang di dalamnya.

"Emma cintaku.. Betapa lamanya aku menginginkanmu.." katanya saat ia menggapai paha Emma.
"Oh Jack.. Seandainya aku tahu.. Setiap kali Paul bercinta denganku aku membayangkan itu adalah kamu yang di dalamku.. Papa termanis.. Apakah aku terlalu jahat untuk katakan hal seperti itu?"
"Tidak kekasihku.." jawabnya, mencium lehernya dan turun pada dadanya, dan membuka jubahnya lebih lebar lagi untuk agar tangannya dapat memegang payudaranya. Mereka berdua ingin memanfaatkan momen itu..
"Apakah kamu ingin aku di sana sekarang?"
"Oh Jack.. Ya.. Papa" erangnya kemudian mengangkat jubahnya dan tangannya meraih kontolnya.
"Aku sangat menginginkannya"
"Oh Emma.. Kekasihku, apakah ini yang kamu ingin?" dia mengerang, memegang jarinya di sekitar batang berdenyutnya yang sangat besar.
"Oh ya Papa.. Kontolmu.. Aku ingin kontol Papa di dalamku"
"Sayangku yang manis.. Apa kamu menginginkannya di sini?" kekasihnya melenguh, menjalankan jemarinya yang pintar sepanjang celah itu, menggodanya, membuat matanya memejam dengan nikmat. Emma hampir merintih ketika dia menatap mata kekasihnya.
"Mm kontol Papa di dalam memekku"
"Ahh anak manisku tercinta" Emma menjilat jarinya dan menggosoknya secara lembut di atas ujung kejantanannya yang terbakar, membuat kekasihnya merasa ngeri dengan kegembiraan.
"Kamu ingin jadi nakal kan Pa.. Kamu ingin orgasme di dalamku" Emma menggoda, meninggalkan pembesaran tonjolan yang bagus, dan mengalihkan perhatiannya kepada buah zakarnya yang membengkak.

Sekarang adalah giliran kekasihnya untuk menutup matanya dengan gairah yang mengagumkan.

"Kamu ingin meletakkan spermamu di dalam istri putramu.. Kamu ingin melakukan itu di dalam memek gadis kecilmu"

Dia hampir menembakkannya bahkan waktu Emma menggodanya, tetapi entah bagaimana menahan ombak klimaksnya, dan mengembalikannya pada Emma, keduanya sekarang saling memegang pinggang satu sama lainnya.

"Dan kamu ingin benih Papa di dalam kandunganmu kan.. Dalam kandunganmu yang dahaga.. Membuat seorang bayi kecil di dalam kandungan suburmu" dia tidak bisa semakin dekat kepada tanda untuknya.. Emma telah memimpikan kekasihnya memberinya seorang anak, Emma gemetar dan menggigit bibirnya saat jari tangan kekasihnya diselipkan di dalam saluran basahnya.

"Papa.. Oh ya.. Ya.. Tolong.. Aku sangat menginginkannya.."

Paul belum pernah punya keinginan membicarakan tentang hal itu.. Emma tidak benar-benar mengetahui apakah dia ingin seorang anak, sekalipun begitu pemikiran itu menjadi sebuah gairah yang luar biasa. Bibirnya menemukannya lagi, dan tenggelam dalam gairahnya, lidah mereka melilit lagi dengan bebas tanpa kendali yang sedemikian manis.

Emma membiarkan jubahnya terbuka seluruhnya sekarang, menekankan payudaranya secara lembut melawan dada berototnya, perasaan geli membuat cairannya lebih berlimpah. Jantungnya terisi dengan kenikmatan dan antisipasi, pada pikiran bahwa dia menginginkan dirinya.. Bahwa seluruh gairah Emma akan terpenuhi dengan segera.

"Oh gadis manisku yang jahat" lenguhnya saat bibir Emma menggodanya.
"Aku akan pergi sebentar" dia tersenyum dengan mengundang saat dia menoleh ke belakang dari pintu.
"Jangan pergi" Emma melangkah ke lantai atas, jubahnya berkibar di sekitarnya lagi saat dia memandangnya.

Emma tidak perlu merasa cemas, suaminya sedang berada jauh di sana dengan segala egoisme kesibukannya, dan Emma mengenal bagaimana kebiasaanya. Jantung Emma dilanda kegembiraan lebih ketika dia melepaskan jubahnya dan berjalan menuju dia.. Pada Papa mertuanya.. Telanjang dan siap untuk menyerahkan dirinya seluruhnya kepada kekasihnya.

Ketika dia mendengar langkah kaki Emma pada tangga, dia lalu keluar dari jubahnya dan sekarang berlutut di atas permadani di depan perapian, menghadapinya ketika dia masuk, ereksinya semakin besar dalam posisi demikian. Emma berlutut di depannya, tangannya memegang obyek hasratnya, yang berdenyut sekilas, lembut dan demikian panas dalam sentuhannya. Matanya terpejam dalam kenikmatan murni saat Emma berlutut dan mencium ujung merah delima itu, matanya terbuka meresponnya, dan mengirim beberapa tetesan cairan lezat kepada lidah penggemarnya. Kekasihnya mengelus payudaranya dan menggoda puting susunya yang gemuk itu.

"Aku sudah siap Pa.. Malam ini seutuhnya milikmu"
"Emma sayang, kamu indah sekali.." kekasihnya memujinya dan dia tersenyum dengan bangga.
"Oh Papa.. Kumohon. Aku sangat menginginkannya.. Aku ingin benihmu di dalamku"
"Sepanjang malam cintaku.." kekasihnya tersenyum, rebah bertumpu pada sikunya lalu menyelipkan tangannya diantara paha Emma.
"Kita berbagi tiap momen"

Emma rebahan pada punggungnya, melebarkan lututnya membiarkan jari kekasihnya berada di dalam rendaman vulvanya.

"Ohh mm Papa sayang.." Emma melenguh saat jari kekasihnya merangsang tunas kesenangannya tanpa ampun.
"Mm betapa aku sangat memuja perempuan kecilku.." Kekasihnya menggodanya ketika wajahnya menggeliat di puncak kesenangan.
"Ohh Papa.. Rasakan bagaimana basahnya aku untukmu"
"Apa anakku yang manis sudah basah untuk kontol Papa? Mm kontol Papa di dalam memek panas gadis kecilnya.. Kontol besar Papa di dalam memek gadisnya yang panas, memek basah.." kata-katanya diiringi dengan tindakan saat dia bergerak di antara pahanya, tongkatnya berdenyut dengan bernafsu saat dia mempersiapkan lututnya.
"Setubuhi aku Pa.. Masukkan kontolmu ke dalamku"
"Sayang.. Emma yang nakal.. Buka memekmu untuk kontol Papa" tangan mereka memandu, kejantanannya membelah masuk kewanitaannya.
"Papa.. Yang besar.. Itu penuh untukku kan?"
"Ya putriku manis.. Sperma yang penuh untuk kandunganmu.. Apa kamu akan membuat Papa melakukan itu di dalam tubuhmu?"
"Ahh ya Papa.. Aku akan membuatmu menembakkannya semua ke dalam tubuhku.. Ahh ahh ahh"

Emma mulai menggerakkan pinggangnya.. Takkan menghentikan dirinya saat dia membayangkan itu. Mata mereka saling bertemu dalam sebuah kesenangan yang sempurna, mereka bergerak dengan satu tujuan, yang ditetapkan oleh kata-katanya.

"Papa akan menembakkan semuanya ke dalam kandunganmu yang subur.. Sperma Papa akan membuat bayi di dalam kandunganmu Emma sayang" tangan kekasihnya mengayun pantatnya sekarang saat dia mulai menusuk lebih dalam, matanya menatap kekasihnya ketika dia menarik pantatnya yang berotot, mendorong lebih lanjut ke dalam tubuhnya.. Memberinya hadiah yang sangat berharga.

Kontol besarnya menekan dalam dan panjang, buah zakarnya yang berat menampar pantatnya saat dia mendorong ke dalam kandungannya. Dia tidak bisa menolong, hanya melihatnya, setiap gerakan mereka yang mendatangkan nikmat.. Membayangkan waktunya akan segera datang.. Memancar dari kekasihnya.. Berenang di dalam dirinya.. Membuatnya mengandung anaknya. Dia menggelinjang saat kekasihnya menyusu pada puting susunya yang diremas keras, tangan besarnya meremas payudaranya bersama-sama saat dia mengocoknya berulang-ulang.

"Ohh Papa.. Kontol besarmu membuatku orgasme.. Oohh" dia berteriak, menaikkan lututnya setinggi yang dia bisa untuk memaksanya lebih dalam ke bagian terdalam memeknya. Kekasihnya menghentak lebih cepat, meremas pantatnya untuk membuat sebuah lingkaran yang ketat pada memeknya.. Momen yang sempurna mendekat dengan cepat saat dia menatap mata kekasihnya.

"Emma sayang.. Papa juga keluar.."
"Mm shh" Emma memperlambat gerakan kekasihnya, menenangkannya ketika waktunya datang..
"Aku ingin menahanmu saat kamu keluar.. Saat kamu memompa benihmu ke dalam tubuhku"
"Oh sayang.. Ya gadis manisku.. Tahan aku saat kukeluarkan spermaku ke dalam kandunganmu"

Dia merasa itu membesar di dalam cengkramannya, urat gemuk kontolnya siap untuk berejakulasi, dan kemudian menghentak dengan liar, dan dengan masing-masing semburan yang dia rasa pancarannya yang kuat menghantam dinding kewanitaannya, membasahi hamparan ladangnya yang haus kekeringan. Bibir mereka bertemu dalam lilitan sempurna, tangisan Emma membanjiri kekasihnya kala kekasihnya menyembur dengan deras ke dalamnya. Punggung Emma melengkung, mencengkeram kontolnya sangat erat saat ombak kesenangan menggulungnya. Dia ingin menahannya di sana untuk selamanya..

"Ohh Ohh aahh.. Papa melakukannya.. Isi aku.. Aahh" jantung mereka berdegup sangat keras ketika mereka berbaring bersama, terengah-engah, sampai mereka bisa berbicara.
"Oh Tuhan, Emma.. Aku sangat menginginkanmu.."

Dan untuk beberapa hari ke depan, tak ada sepatah katapun yang sanggup melukiskan momen itu..

Tamat

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting